KENDARIPOS.CO.ID – 917 Calon Jemaah Haji (CJH) asal Sultra bakal memulai perjalanan ke tanah suci Makkah, mulai pada 22 Juni. Mereka akan transit sejenak di Embarkasi Haji Makassar lalu terbang ke Tanah Suci Makkah. Pemberangkatan calon haji terbagi dalam tiga kelompok terbang (kloter) yakni kloter 6, 7, dan 8.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sultra, Zainal Mustamin mengungkapkan ada enam titik pemberangkatan calon haji ke Makassar, yakni Kota Kendari dan sekitarnya melalui Bandara Halu Oleo dan Kabupaten Kolaka melalui Bandara Sangia Ni Bandera.
Lalu, Kolaka Utara melalui Pelabuhan Tobaku, Muna dan Muna Barat melalui Bandara Sugimanuru. Sedangkan CJH Kota Baubau dan sekitarnya melalui Bandara Betoambari, dan jemaah dari Wakatobi melalui Bandara Matahora. “Kita berangkatkan 22 Juni dan diterima di Embarkasi Makassar,” ujar Kepala Kemenag Sultra, Zainal Kamis (26/5), kemarin.
Zainal Mustamin tak menampik jika kuota haji Sultra tahun ini kurang dari 50 persen lantaran masih terdapat pembatasan jumlah pemberangkatan jemaah. Kendati demikian, ia bersyukur atas kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang membuka kembali kesempatan berhaji setelah dua tahun tertunda akibat pandemi covid-19.
“Setidaknya ini bisa mengobati kerinduan jemaah kita yang ingin menunaikan ibadah haji. Dan semoga tahun depan kuota haji bisa kembali normal,” ungkap Zainal Mustamin.
Menimbang waktu pemberangkatan yang kian dekat, Zainal Mustamin mengharapkan agar segala kendala terkait dokumen jemaah segera dibenahi, misalnya masalah paspor, dan laporan vaksinasi jemaah yang tidak terbaca pada aplikasi Peduli Lindungi.
“Ini penting dibenahi karena dimasukan pada Siskohat (Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu), termasuk identitas elektronik agar segera diantisipasi dan diselesaikan,” kata Zainal Mustamin.
Selain masalah administrasi, Zainal Mustamin juga meminta agar semua manasik tingkat kecamatan juga segera dituntaskan. Agar jemaah haji menjadi mandiri karena dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensinya tentang perhajian sebelum berangkat ke tanah suci.
Terpisah, Kepala Kantor Kemenag Kota Kendari, Muhammad Lalan Jaya mengatakan 294 CJH asal Kota Kendari sudah siap diberangkatkan. Kemenag Kota Kendari telah melalui rangkaian pelaksanaan haji seperti verifikasi administrasi CJH, pemeriksaan kesehatan kedua, hingga bimbingan manasik haji.
Muh.Lalan menjelaskan bimbingan manasik tahun ini dilaksanakan enam kali pertemuan. Rinciannya, dua kali manasik massal yang digelar Kantor Kemenag Kota Kendari dan empat kali manasik kelompok di tingkat kecamatan.
“Manasik massal dilaksanakan dua kali pertemuan yakni 26 Mei (kemarin,red) dan yang kedua pada 4 Juni nanti. Pemantapan regu dan rombongan pada 5 Mei. Intinya jemaah haji kita sudah siap berangkat (haji),” pungkasnya.
Calon Haji Kendari Ikut Manasik
Sebanyak 294 CJH Kota Kendari mengikuti bimbingan manasik haji di Hotel Kubra Kendari, Kamis (26/5) kemarin. Ritual ini dimaksudkan meningkatkan pemahaman tentang ibadah haji sebelum berangkat ke tanah suci pada 22 Juni.
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj.Sekda) Kota Kendari, Agus Salim menyambut baik bimbingan manasik haji tahun ini. Pasalnya, manasik dilaksanakan untuk pertama kalinya pasca pandemi Covid-19 yang melanda tanah air dua tahun terakhir.
“Sudah dua tahun kita tidak menyelenggarakan ibadah haji. Haji tahun ini, tentu jadi momentum bagi calon haji untuk bersungguh-sungguh mengikuti bimbingan dari para pembina haji agar dalam pelaksanaan haji berjalan lancar,” ujar Pj.Sekda Kota Kendari, Agus Salim usai membuka bimbingan manasik haji di Hotel Kubra, kemarin.
Asisten 1 Pemkot Kendari ini berharap, manasik haji dapat meningkatkan pemahaman CJH tentang tujuan utama keberangkatan mereka ke tanah suci. “Intinya mereka bisa memahami tuntunan haji misalnya yang berhubungan dengan rukun, wajib, dan sunnah dalam berhaji,” ungkapnya.
Senada, Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kemenag Kendari, Sunardin menjelaskan tujuan dari diadakannya manasik haji adalah untuk mempermudah CJH dalam memahami tentang ibadah haji baik secara teoritis maupun praktis sehingga diharapkan menjadi jemaah haji yang mandiri dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar. “Sehingga mereka bisa menjadi haji yang mabrur,” ujarnya. (ags/kn)