KENDARINEWS.COM — Keluarga La Baa, bisa sedikit terhibur. Mereka dapat memandikan jasad korban sandera kelompok separatis Abu Sayyaf itu sebelum akhirnya dimakamkan di kampung halaman, Desa Kamelanta, Kabupaten Buton. Jenazah La Baa diterbangkan dari Filipina, Sabtu (10/10) menuju Kendari hingga tiba di Labuan Bajo, Minggu (11/10). Bupati Buton, La Bakry bersama Wakilnya, Iis Elianti serta Sekretaris Kabupaten (Sekab), Laode Zilfar Djafar bersama unsur Forkopimda, menjemput jenazah La Baa di Pelabuhan Labuan tersebut dan kemudian diantar untuk diserahkan ke keluarga di rumah duka. Rombongan tiba pukul 17.20 Wita di Kamelanta Kecamatan Kapontori, disambut isak tangis keluarga.
“Alhamdulilah, berkat komunikasi Kemenlu dan pihak Filipina, jenazah WNI asal Buton ini bisa dipulangkan ke keluarga,” kata La Bakry. Doa pemerintah Kabupaten Buton dan keluarga besar La Baa akhirnya terkabul. Pelaut itu pun kini dimakamkan di kampung halamannya. “Saya dengar kabar jika korban tertembak saat saya kebetulan lagi di Jakarta. Jadi saya temui pihak Kemenlu untuk minta bagaimana warga kami bisa dipulangkan. Alhamdulilah ternyata bisa,” sambung Bupati Buton.
Turut mengantar La Baa, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) M. Syachrul Afriadi. Ia menyampaikan, tanggal 29 September lalu, KBRI Manila menerima informasi dari panglima Wetsmincom bahwa telah ditemukan jenazah WNI atas nama La Baa. Ia adalah sandera yang menjadi korban kontak senjata antara militer Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf. “Setelah dokumennya selesai, Sabtu kemarin diterbangkan dari Filipina. Tiba di Kendari kemudian tidak memungkinkan naik pesawat lagi ke Baubau karena keterbatasan kapasitar kargo. Sehingga kita lanjutkan dengan perjalanan darat dan laut,” terang pria yang akrab disapa Ruli itu.
Sementara itu pihak keluarga yang sudah lama menunggu kedatangan jenazah La Baa langsung menangis histeris yang jasad tiba. Mereka tidak dapat membendung kesedihan. Sebelumnya, La Baa adalah salah satu dari lima WNI yang diculik saat sedang menangkap ikan menggunakan kapal kayu di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada Januari 2020 lalu. Warga asal Buton itu disandera bersama empat rekannya, yaitu Arsyad bin Dahlan (42), Arizal Kastamiran (29), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53). Saat dilakukan upaya pembebasan oleh aparat keamanan Filipina, La Ba’a ditemukan tewas. Saat itu terjadi kontak senjata antara aparat dengan kelompok Abu Sayyaf di Kota Patikul, Provinisi Sulu, Filipina. (lyn)