Harga Capai Rp 40 Ribu Perkilogram, Pemprov Lirik Kembangkan Budidaya Porang

KENDARINEWS.COM — Komoditas porang cukup menjanjikan. Selain harganya yang relatif tinggi, tanaman ini cocok dengan kondisi cuaca dan tanah di Sultra. Atas dasar itulah, Pemprov melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distannak) Sultra berencana membudidayakan porang secara besar-besaran. Kepala Distannak Sultra, Muhammad Djudul mengatakan budidaya porang telah menjadi program pemerintah. Gubernur bahkan telah memberi arahan agar budidaya tanaman ini dilakukan. Saat ini, pihaknya tengah melakukan identifikasi petani yang telah melakukan kegiatan pengembangan porang di Sultra.

“Sudah ada beberapa daerah melalukan pengembangan kawasan porang. Diantaranya, Konawe Kepulauan (Konkep), Buton, Konawe, Konawe Selatan (Konsel) dan Kota Baubau. Tetapi sesuai data yang kami peroleh itu, lahan budidaya porang belum mencapai 100 hektar,” beber Djudul, Kamis (18/3). Dukungan pengembangan porang di wilayah Sultra sambung mantan Sekretaris Kota (Sekot) Baubau ini, bakal diupayakan di APBD perubahan. Pada tahun lalu, sebenarnya sudah diajukan bantuan penanaman porang kurang lebih 200 hektar. Hanya saja, yang terdata belum masih di bawah 100 hektar. “Petani-petani kita telah melakukan penanaman porang secara mandiri namun belum terdata,” kata Djudul.

Jika melihat dari nilai jual lanjutnya, budidaya porang sangat menjanjikan di wilayah Bumi Anoa. Sebab kondisi wilayahnya sangat cocok untuk budidaya tanaman ini. “Budidaya porang sangat menjanjikan, sebab untuk harga jual porang saat ini ada di kisaran harga Rp 40 ribu ke atas per kilogram. Satu biji porang itu bisa mencapai 18 kilogram, ” bebernya. Mantan Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sultra ini menambahkan akan kembali mendata dan menilai daerah-daerah mana saja di Sultra yang pas untuk di tanami porang. “Kita tidak boleh iikut-ikutan untuk tanam porang. Perlu dilihat kualitas tanah apakah memang sesuai atau tidak. Sebab dengan budidaya ini tentu sudah memberikan suatu harapan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Di sisi lain, pemasarannya harus diperhatikan. Untuk itulah, pemerintah harus segera hadir untuk bagaimana bermitra dan mencarikan pembeli. Sehingga harga tidak akan turun kalau kemudian prodak mereka diinginkan. “Saat ini, sudah ada enam perusahaan yang masuk dan siap membeli hasil produksi porang dari masyarakat di Moramo, Konawe Selatan (Konsel),” pungkasnya. (c/rah)

Tinggalkan Balasan