KENDARINEWS.COM–Universitas Halu Oleo (UHO) semakin memantapkan diri dipersaingan univeristas tingkat nasional bahkan internasional. Dalam kendali Rektor Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc, UHO semakin mantap melangkah mencapai visi misi. Sederet program kerja tahun 2023 telah ditetapkan dalam rapat kerja (Raker) dan itu menjadi strategi Rektor Prof. Zamrun dalam memajukan UHO.

Kini, rekomendasi hasil raker UHO menanti direalisasikan. Tentunya program kerja yang ditetapkan akan berkontribusi pada Indikator Kinerja Utama (IKU) universitas sehingga menjadi UHO lebih berkualitas lagi.
Rektor UHO, Prof. Zamrun bertekad pemenuhan IKU universitas bermuara pada cita-cita mulia mewujudkan UHO yang Adaptif, Inovatif, Partisipatif, dan Kolaboratif. Rektor UHO, Prof. Zamrun menjabarkan langkah UHO ke depan dalam wawancara, Senin (6/2), kemarin.
-Aspek inovasi berkontribusi terhadap kemajuan sebuah lembaga.
Menurut anda Prof ?
Untuk mencapai kemajuan dan meraih target-target lainnya, maka langkah inovasi mesti dilakukan. Di era saat ini, inovasi mutlak dibutuhkan. Di saat yang sama pula, kita secara kelembagaan mampu membangun kerja sama dengan pihak atau institusi lain.
Pada intinya, aspek adaptif, inovatif, partisipatif, dan kolaboratif harus sejalan seiring dan menjadi kekuatan untuk memajukan UHO ke depan.
-Langkah strategis untuk memajukan UHO bersandar pada apa, Prof ?
Begini. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sudah menetapkan delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) universitas. IKU tahun lalu kita sudah evaluasi satu per satu dalam rapat kerja (Raker) 2023. Mana capaian IKU yang rendah dan capaian IKU yang sudah cukup. IKU yang rendah mesti diisi dengan kegiatan masif.
–Apa saja delapan IKU universitas itu ?
Delapan IKU universitas meliputi : 1) Lulusan mendapat pekerjaan yang layak; 2) Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus; 3) Dosen kegiatan di luar kampus; 4) Praktisi mengajar di dalam kampus; 5) Hasil kerja dosen yang digunakan oleh masyarakat; 6) Program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia; 7) Kelas yang kolaboratif dan partisipatif; dan 8) Program studi berstandar internasional.
-Lalu, sejauh mana capaian IKU di UHO ?
Sesungguhnya, secara umum capaian IKU kita on the track. Hal yang menjadi catatan adalah bobot ketercapaian IKU tersebut, khususnya pada indikator yang kedelapan. Meski begitu, seluruh indikator kinerja tetap menjadi perhatian utama.
Nah, tahun 2023 ini, program kerja dari semua unit kerja UHO itu harus mendukung delapan IKU universitas yang ditetapkan Kemendikbud Ristek. Walaupun banyak program kerja pendukung pencapaian delapan IKU.
-Apa yang rekomendasi raker yang harus dibenahi ke depannya ?
Dalam implementasi delapan IKU itu nanti, semua unit kerja jangan hanya fokus pada satu atau dua IKU saja. Delapan IKU harus diimplementasikan sesuai apa yang kita canangkan.
-Kaitannya dengan kurikulum baru, Prof ?
Ada semua dalam delapan IKU itu. Baik kurikulumnya, kualitas dosennya, kualitas mahasiswanya.Artinya, bagaimana mereka berkegiatan dan penunjang lainnya. Semuanya ada dalam delapan IKU.
Jika pencapaian IKU sebuah universitas itu bagus, berarti kualitas perguruan tingginya bagus, serta dan kualitas dosen dan mahasiswanya juga bagus.
-Jadi, poin pentingnya adalah adaptif, inovatif, partisipatif ya, Prof ?
Sebenarnya poin pentingnya di situ. Dan ada kaitannya dengan pencapaian delapan IKU universitas. Seperti kata Mas Menteri (Mendikbud Ristek, Nadiem Anwar Makarim, red), bahwa dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka mahasiswa harus tahu dan adaptif dengan perkembangan serta perubahan zaman yang begitu cepat.
Selain itu ada program pemagangan mahasiswa. Kita sudah jalankan semuanya. Ke depan kita akan tingkatkan lagi agar program magang itu menyentuh mahasiswa lebih luas. Tahun ini, kita tingkatkan jumlah mahasiswa dalam program magang. Tentunya sesuai sumber daya yang ada.
-Selain itu, Prof ?
Bukan hanya program pemagangan mahasiswa saja. Misalnya pertukaran mahasiswa kuliah ke tempat lain. Dan memang harus bersaing. Mengingat kita maksimalkan dana-dana yang disiapkan Dikti. Untuk itu, mahasiswa harus bersikap adaptif karena untuk merebut peluang yang ada.
-Syaratnya merujuk IPK ?
Tidak juga. Yang penting kita ada Memorandum of Understanding (MoU). Kita sudah MoU dengan hampir semua perguruan tinggi di Indonesia. Ada yang kuliah di UI, ITB, dan UGM. Itu diselenggarakan Dikti, tapi saat ini kita coba mendorong dilaksanakan secara mandiri.
-Itu dari sisi mahasiswa. Bagaimana dosennya, prof ?
Dosennya pun harus begitu. Dosen kita dorong agar dalam berkegiatan tri dharma perguruan tinggi tidak hanya di UHO. Tetapi di luar negeri atau perguruan tinggi lain di Indonesia. Ini sudah berjalan. Bahkan akan kita tingkatkan bukan hanya pada satu atau dua fakultas saja.
-Catatan kami, Prof pernah menargetkan mencetak 100 guru besar ?
Iya betul. Sejauh ini, target itu sudah tercapai. Bahkan lebih dari 100 guru besar, namun ada beberapa diantaranya yang pensiun dan meninggal dunia. Sehingga sekarang tersisa 100 orang guru besar.
Sebelumnya, dosen yang telah menyandang gelar guru besar (Profesor) sekira 92 orang. Terakhir, bertambah 8 guru besar. Jadi total 100 guru besar saat ini. Tahun 2023 ini, kita bertekad lagi menambah 20 guru besar sehingga menjadi 120 guru besar di UHO.
-Saat ini total prodi di UHO ?
Kita sudah memiliki sekira 112 prodi. Terakhir yang terbentuk adalah S2 (program magister) Akuntansi. Kita sedang berjuang untuk akreditasi institusi. Minimal akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Saat ini akreditasi yang ada adalah akreditasi unggul, akreditasi baik dan akreditasi baik sekali. Jumlah dosen saat ini sekira 1.700-an, baik PNS maupun non-PNS. Sedangkan jumlah mahisiswa sekira 43.000. Ini jumlah fluktuatif karena ada yang lulus, ada yang cuti.
-Terakhir, pesan untuk warga dan civitas akademika UHO, prof ?
Mari bersatu padu memajukan UHO. Mari menjaga dan merawat UHO, agar kampus ini menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat Sultra. (*)