KENDARINEWS.COM–Jumlah kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kendari terus mengalami kenaikan. Pada periode Agustus lalu, ada tambahan 14 kasus dari sebelumnya hanya 170 kasus. Yang lebih memiriskan, nyawa seorang pasien yang terinfeksi gigitan nyamuk aedes aegypti kembali melayang.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari Elffi mengatakan dari 184 kasus DBD selama periode Januari-Agustus tahun 2022 ini lima diantaranya tidak tertolong dan meninggal dunia.
“Jadi, ada tambahan satu kasus meninggal. Lagi-lagi, karena terlambatnya penanganan. Masyarakat masih menganggap demam merupakan sakit biasa. Padahal itu adalah salah satu gejala DBD. Kami sarankan warga yang merasa demam segera pemeriksa kesehatan ke puskesmas terdekat. Agar segera dilakukan tindakan,” pintanya, Rabu (12/9).
Jika dibandingkan Juli kata dia, kasus DBD periode Agustus mulai menurun. Namun warga tetap harus waspada. Sebab hujan masih saja mengguyur kota Kendari. Genangan air hujan menjadi sarana yang sangat potensial pengembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
“Kami meminta warga senantiasa menjaga kebersihan lingkungan. Terapkan 3M, rajin menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas (sampah). Perlu diketahui fogging tidak efektif dalam pembasmian nyamuk apa lagi jentik,” jelasnya.
Tidak hanya itu, anggota keluarga yang suspek atau terpapar segera dibawa ke Rumah Sakit (RS) untuk mencegah penularan. Sejauh ini, pihaknya terus berupaya mengimbau dan mengedukasi masyarakat tentang bahayanya penyakit DBD. (KN)