Pengelolaan Gurita di Wakatobi Menggunakan Sistem Buka Tutup

KENDARINEWS.COM — Populasi sumber daya air seperti gurita di Kabupaten Wakatobi, terus dijaga. Semua dilakukan agar potensi tersebut dapat berkembang dengan baik, sehingga hasil tangkapan masyarakat melimpah. Untuk menjaga keberadaan gurita, ada dua lokasi pesisir di wilayah Sara Adat Kadie Kapota, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan yang sementara waktu belum memperbolehkan adanya aktivitas penangkapan. Langkah tersebut sekaligus menerapkan pengelolan sumber daya alam (SDA) berbasis kearifan lokal setempat.

Kebijakan yang diterapkan Sara Adat Kadie Kapota dengan memberlakukan tata kelola gurita melalui Parimpari (sistem buka tutup) di wilayah pesisir Kolofofa yang luasnya sekira 800×700 meter dan Oa Awolio 700×500 meter, mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi dan pihak terkait. Pemberlakukan sistem buka tutup pengelolaan gurita tersebut akan selesai dalam kurun waktu tiga bulan.

Bupati Wakatobi, H. Haliana, berharap agar kegiatan tersebut bisa dilakukan secara terus menerus. Tentu hal tersebut sangat baik untuk menjaga kelangsungan alam laut serta kearifan SDA lokal. “Dan tidak kalah penting adalah tetap memperhatikan penangkapan yang terukur, serta ramah lingkungan,” ungkap Haliana, akhir pekan lalu. Wakatobi-1 itu melanjutkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah menegaskan, dengan penangkapan yang terukur dapat memaksimalkan produksi dan pertumbuhan dari komoditas perikanan.

“Kita tahu bahwa potensi sumber daya perikanan khususnya gurita di Wakatobi ini, begitu besar. Berdasarkan data Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari, kurang lebih 90 persen gurita yang masuk ke Kota Kendari berasal dari Wakatobi,” beber Haliana. Kegiatan tersebut bahkan dihelat secara seremonial pekan lalu pada dua lokasi pesisir di wilayah Sara Adat Kadie Kapota. Selain Pemkab Wakatobi kegiatan tersebut juga mendapatkan dukungan dari Balai Taman Nasional (BTN) Wakatobi yang turut dihadir kelompok nelayan, masyarakat adat Mandati, kepolisian, penggiat lingkungan, para pejabat Pemkab dan sejumlah kepala desa serta masyarakat Pulau Kapota. (c/thy)

Tinggalkan Balasan