KENDARI, KENDARINEWS.COM–Bulan suci ramadan telah tiba. Sama seperti setahun sebelumnya, ibadah puasa kali ini juga dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Meski demikian, pandemi seyogianya tidak menghalangi umat muslim untuk melaksanakan ibadah dengan khusyu.
“Covid-19 tidak menghalangi kita untuk beribadah. Tetap tingkatkan semangat, kuatkan tekad, untuk melaksanakan ibadah dan amaliah ramadan dengan khusyuk,” ujar Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara (PWNU Sultra) KH. Muslim dalam kanal youtube Kendari Pos Channel, Senin (12/4/2021).
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sultra itu berharap, di bulan suci ramadan ini, seluruh kaum muslimin dan muslimat menyadari bahwa musibah dan bala tidak diturunkan oleh Allah SWT kecuali karena ada kekeliruan dan kekhilafan yang dilakukan umat manusia. KH.Muslim mengajak masyarakat memanfaatkan momentum ramadan dengan sebaik-baiknya untuk syahrut taubah (bertaubat).
“Di masa pandemi ini, mari tingkatkan semangat dan menjalankan ibadah secara khusyuk. Jangan ada alasan karena pandemi kita jadi menurunkan kualitas dan kuantitas ibadah. Mari beristigfar dan memohon kepada Allah SWT agar Covid-19 segera diangkat,” imbaunya.
Terkait pelaksanaan ibadah, KH. Muslim menegaskan bahwa protokol kesehatan (Prokes) pencegahan penyebaran Covid yang dikeluarkan oleh pemerintah sama sekali bukan untuk menghalangi umat muslim dalam beribadah. Masyarakat tetap bisa menjalankan ibadah tanpa berkurang kualitasnya baik yang bersifat wajib maupun sunnah dengan beberapa penyesuaian demi kemaslahatan bersama. Prokes harus dianggap sebagai kebutuhan.
“Karena terikat dengan prokes, berarti harus menghindari kegiatan berkumpul yang banyak orangnya. Wirid, zikir, iktikaf, dan salat tarawih bisa dilakukan di rumah. Jika dilakukan di masjid, maka dibenarkan saf tidak rapat karena ini dalam keadaan darurat. Tidak akan mengurangi kualitas ibadah,” jelas KH.Muslim.
Ia juga mengajak kaum muslimin untuk menyambut bulan suci ramadan dengan ucapan tahniah atau ucapan selamat “Marhaban ya Ramadhan”.Menurut KH. Muslim, mengucapkan selamat datang bulan ramadan atau yang semisalnya termasuk salah satu bentuk meluapkan kegembiraan atas kedatangan “tamu” agung yakni bulan ramadan yang penuh berkah.
Bagi umat Islam, bulan ramadan merupakan bulan yang sangat istimewa sehingga harus disambut dengan sikap gembira. “Kata marhaban memiliki arti luas atau lapang. Kata ini diucapkan kepada tamu untuk menggambarkan bahwa ia disambut dengan hati lapang dan penuh kegembiraan. Sama halnya dengan ramadan, ia sebagai tamu agung harus disambut dengan perasaan lapang dada dan penuh kesadaran bahwa melalui bulan ini kita dapat memperbaiki diri sehingga mendatangkan berbagai macam berkah,” tutup KH.Muslim. (uli/b)