Pengerjaan Waduk Pengendali Banjir Capai 80 Persen


KENDARINEWS.COM — Proyek pembangunan kolam retensi Daerah Aliran Sungai (DAS) Wanggu terus dikebut. Saat ini, proyek senilai Rp 22,8 miliar itu telah mencapai 80 persen. Jika tak ada kendala, pengerjaan kolam pengendali banjir ini ditargetkan dituntaskan pada tanggal 28 Desember mendatang.

Pandemi covid-19 tak menghambat pengerjaan Waduk Pengendali banjir DAS Wanggu di Kelurahan Lepo-lepo, Kota Kendari. Hingga kini, progres proyek senilai Rp 22,8 miliar ini telah mencapai 80 persen.

Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bob Arthur Lombogia, mengungkapkan pembangunan kolam retensi dimaksudkan untuk mencegah terjadinya banjir yang kerap melanda Kota Kendari.

“Kolam retensi dibangun dalam dua bentuk yakni hulu dan hilir. Jadi, ada dua waduk yang di sisi selatan dan utara sungai. Yang di selatan adalah hulu, kemudian yang di timur hilir. Ini progresnya sudah lebih dari 80 persen,” tuturnya, kemarin.

Sebelum dilakukan pembangunan, pihaknya terlebih dahulu telah melakukan simulasi banjir. Jika tidak dilakukan upaya pengendalian, banjir dengan luas 2.500 hektar berpotensi terjadi di sepanjang Sungai Wanggu. “Namun kalau tanggul-tanggul yang ada di Sungai Wanggu ini dan ada anak-anak sungainya kita kerjakan, potensinya akan menjadi kecil menjadi 681 hektar. Atau sekitar 66 persen bisa tereduksi,” ujar Bob Arthur.

Kepala BWS Sulawesi IV Kendari, Haeruddin C Maddi mengaku pembangunan kolam retensi sungai wanggu sudah dimulai sejak 17 Maret lalu dan direncanakan selesai pada 28 Desember 2020. Kedua kolam retensi tersebut memiliki kemampuan mereduksi banjir sebesar 2,46 persen. “Debit puncak banjir yang dapat dipotong adalah sebesar 51.5 meter kubik perdetik,” ujarnya.

Untuk Kolam Retensi Hulu dibangun seluas 3 hektar dengan tampungan sebesar 60 ribu meter kubik dengan konsep natural yang berbasis ramah lingkungan. Kolam retensi ini memiliki tanggul keliling (elevasi tanggul lebih 5 meter) dengan rumput gebalan dan bangunan inlet-outlet dengan pasangan batu kosong. Sementara kolam retensi hilir, dibangun seluas 5,9 hektar dengan tampungan sebesar 177ribu meter kubik dengan konsep artificial.

“Meski di tengah pandemi Covid-19, pembangunan kolam retensi terus berjalan. Sinergi antara Pemkot dan BWS Sulawesi IV Kendari tentunya menjadi motor percepatan pembangunan. Pihak balai memastikan pembangunan kolam akan tuntas tahun ini,” kata Sulkarnain Kadir.

Sulkarnain yakin, pembangunan kolam retensi bisa selesai tepat waktu. Itu dikarenakan BWS sudah berpengalaman dalam melaksanakan pembangunan kolam retensi, waduk, tanggul dan bendungan. “Contohnya pembangunan bendungan ladongi. Satu-satunya bendungan terbesar di Sultra. Jadi saya kira BWS pasti mengebut penyelesaiannya,” ungkapnya

Dengan terbangun kolam retensi, setidaknya bisa menghilangkan memori kelam pada 2013 lalu dimana 70 persen wilayah kota Kendari dilanda banjir setinggi 1 meter. Itu terjadi akibat 13 anak sungai meluap sehingga 10 kecamatan terendam banjir.

“Semoga kolam retensi sungai wanggu bisa mereduksi banjir di Kendari terutama pada daerah yang termasuk kawasan rawan banjir genangan di Kota Kendari yakni sebanyak 44 lokasi seluas 4.140,87 hektar yang tersebar pada 6 kecamatan Rinciannya, sangat rawan 145 hektar, rawan 39 hektar dan sedang 3.956 hektar ,” pungkasnya. (b/ags)

Pembangunan Kolam Retensi
Anggaran Rp 22,8 Miliar
Ditargetkan Rampung 28 Desember 2020
Terbagi Dua Kolam Hulu dan Hilir
Mereduksi Potensi Banjir 2.500 Hektar jadi 681 Hektar

Kolam Retensi Hulu
Luas 3 Hektar
Daya Tambung 60 Ribu Meter Kubik
Dikelilingi Tanggul (elevasi tanggul lebih 5 meter)

Kolam Retensi Hilir
Luas 5,9 Hektar
Daya Tampung 177 Ribu Meter Kubik

Luas Titik Rawan Banjir

  1. 44 Lokasi
  2. Tersebar di 6 Kecamatan
  3. 4.140,87 Hektar
    -Sangat Rawan 145 Hektar
    -Rawan 39 Hektar
    -Sedang 3.956 Hektar

Tinggalkan Balasan