Dokter di Buton Bertambah, Pelayanan Meningkat


KENDARINEWS.COM — Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton sempat mengalami kendala pada awal tahun, karena sejumlah tim medis terpapar Covid-19. Namun sejak beberapa bulan terakhir, rumah sakit plat merah itu sudah berbenah dan menunjukan perubahan positif yang signifikan. Pelayanan kini semakin baik seiring dengan penambahan beberapa dokter ahli.

Ramli Code

Direktur RSUD Buton, dr. Ramli Code, mengatakan, peningkatan pelayanan memang harus selalu berbanding lurus dengan ketersediaan fasilitas dan sumber daya manusianya. Baru-baru ini pihaknya sudah mendatangkan dua dokter baru yakni ahli saraf dan ahli paru. “Sehingga pasien-pasien kita kini tidak lagi dirujuk ke Baubau. Sebelumnya begitu. Misalnya pasien BPJS, kalau sudah dirujuk pasti klaimnya ke tempat rujukan, jadi PAD-nya tidak masuk ke kita,” jelas Ramli Code, Rabu (14/10). Dengan segala daya dan kemampuan kata dia, semua pasien yang masuk, akan dirawat hingga sehat di rumah sakit. Karena itu, ia menyebut jika rumah sakit yang dipimpinnya itu kini sudah setara dengan fasilitas kesehatan yang ada di Kota Baubau.

“Kita sudah setara dengan di Palagimata sana, kecuali khusus cuci darah itu adanya di RS Siloam saja. Kalau ada pasien kita pasti kita rujuk ke sana. Selebihnya sudah sama,” klaimnya. Hanya saja, Ia mengakui jika RSUD yang dipimpinnya kini ibarat tim kesebelasan sepak bola yang tak punya pemain cadangan. Sehingga jika sewaktu-waktu dokternya izin atau cuti, maka jelas akan terjadi kekosongan. “Kelemahannya karena dokter kita itu hanya satu-satu. Tapi sejauh ini Alhamdulilah masih lengkap,” lanjut Ramli Code.

Dalam pelayanan, pihaknya juga sangat berhati-hati mengatur jadwal tugas piket tim medis. Itu demi menjaga stamina mereka di era pandemi. Terus meningkatnya pelayanan itu sekaligus juga mendongkrak capaian pendapatan asli daerah (PAD). Ramli menyebut realisasi PAD diinstitusinya kini sudah melampaui target.

“PAD kita diluar perkiraan bahwa akan dibawah target karena pandemi, ternyata malah sudah lewat sekarang. Target awal Rp 5 miliar, dan penyesuaian turun 50 persen. Ternyata sekarang sudah posisi Rp 6 miliar. Itu karena peningkatan pelayanan tadi,” paparnya. (b/lyn)

Tinggalkan Balasan