KENDARINEWS.COM — Program inovasi bertajuk Gerakan Sedekah Sehari Rp 1.000 (Geser Seribu) yang dicetuskan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konawe, memberi angin segar bagi pelajar kurang mampu untuk bisa terus mengeyam bangku pendidikan. Donasi yang terkumpul lewat program itu sudah dirasakan manfaatnya oleh sebanyak 266 siswa kategori miskin dan berprestasi dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Konawe. Penyerahan bantuan donasi Geser Seribu bagi peserta didik itu, digelar di Aula Hotel Grand MM Konawe, Jumat (18/9).
Kepala Dinas Dikbud Konawe, Suriyadi, mengatakan, sebulan usai dilaunching pada 7 Agustus 2020 lalu, duit yang terkumpul lewat kotak donasi Geser Seribu mencapai Rp 58 juta. Nominal itu dikumpulkan dari sebanyak 275 sekolah yang sudah berpartisipasi dari total 571 lembaga pendidikan formal dan non formal yang ada di Konawe. Sebagian sekolah belum terlibat, karena kesulitan akses akibat situasi pandemi Covid-19.

“Alhamdulillah meski belum semuanya terlibat, tapi kita bersyukur program ini direspon positif semua pihak sekolah. Mudah-mudahan apa yang kita berikan ini bisa membantu meringankan beban para siswa sehingga mereka tetap bersemangat untuk bersekolah dan meraih masa depan yang lebih baik,” harap Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kabupaten Konawe tersebut, kemarin. Suriyadi menuturkan, bantuan yang dibagikan pada 266 siswa kurang mampu tersebut ada dalam bentuk uang beasiswa serta dalam bentuk barang keperluan sekolah. Namun ia tak menyebut berapa nominalnya. Hanya untuk barang, Dikbud Konawe menyalurkan bantuan berupa tas, sepatu, seragam sekolah dan keperluan sekolah lainnya.
“Insya Allah bulan depan, kita akan maksimalkan turun di setiap kecamatan-kecamatan untuk bertemu masyarakat. Ini dalam rangka menyosialisasikan program Geser Seribu ini supaya lebih maksimal,” ungkapnya. Mantan Sekretaris Dinas Dikbud Konawe itu menambahkan, gagasan inovasi program Geser Seribu awalnya berangkat dari pemikiran bagaimana menjawab persoalan-persoalan terkini masyarakat khususnya disektor pendidikan. Terlebih, Dikbud terus berupaya untuk menurunkan angka putus sekolah di Konawe. Belum lagi, banyak siswa yang menjadi korban saat datangnya musibah banjir di Konawe, beberapa bulan lalu.
“Sehingga kita berkeinginan untuk meringankan beban mereka lewat Geser Seribu ini. Sebab, yang kita bantu adalah siswa kurang mampu dan berprestasi baik, disektor akademik dan non akademik. Donasi ini dikumpulkan dari keikhlasan siswa yang boleh dikatakan mampu dari segi ekonomi. Termasuk, masyarakat hingga perbankan yang mendukung suksesnya program ini,” tandas Suriyadi.
Apresiasi atas lahirnya program Inovasi Geser Seribu diungkapkan langsung Sekretaris Kabupaten (Sekab) Konawe, Ferdinand Sapan. Jendral Aparatur Sipil Negara (ASN) Konawe itu menilai, Geser Seribu bak oase yang sangat dinantikan siswa, terkhusus yang berasal dari kalangan keluarga lemah ekonomi. Ferdinand meminta, akuntabilitas jalannya program tersebut tidak boleh diabaikan. Sebab, Geser Seribu juga melibatkan masyarakat serta pihak Perbankan. “Tinggal bagaimana penyalurannya saja. Harapan kita ini terus berkelanjutan. Sehingga bukan sekadar membantu, tapi bagaimana para siswa itu juga didorong untuk terus berprestasi di sekolah. Kedepan mungkin bukan cuma murid saja yang menerima, tapi bisa juga untuk para guru pengajarnya. Supaya ada keunggulan komparatif yang dimunculkan dalam tujuan itu,” pinta Sekab Konawe itu.
Dalam acara penyerahan donasi Geser Seribu kemarin, Dikbud Konawe juga sekaligus melaunching program inovasi berbasis elektronik bernama e-Management. Didalamnya memuat portal e-Sarpras, e-Laporan, e-Dokumen dan e-Laika Pindara (rumah belajar). (b/adi)