KENDARIMEWS.COM — Program Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) level 4: Berbagi berlangsung pada September hingga Oktober. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi TIK guru.
Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan bahwa harapannya, program PembaTIK 2020 mampu untuk mengimplementasikan konsep Merdeka Belajar di satuan pendidikan seluruh Indonesia.
“Pelaksanaan PembaTIK level 4 dengan tema Berbagi Informasi Pembelajaran Berbasis TIK (dapat) mewujudkan Merdeka Belajar, semoga tujuan kita untuk menciptakan kemerdekaan dalam belajar mengajar melalui inisiatif dan inovasi bapak ibu sekalian dapat segera tercapai,” ungkap dia dalam Kuliah Umum Pembatik Level 4: Berbagi secara virtual, Senin (14/9).
Nadiem percaya bahwa para guru, khususnya yang mengikuti PembaTIK 2020 merupakan guru terbaik di Tanah Air. Sebab, memiliki semangat dan terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. “Tidak hanya karena telah melalui program PembaTIK secara daring, tapi juga karena semangatnya untuk terus mengembangkan diri bagi para murid, semangat merdeka belajar,” ujarnya.
Dia mengharapkan para guru yang nantinya lolos dan menjadi Duta Rumah Belajar dapat memanfaatkan fasilitas pembelajaran yang dimiliki Kemendikbud dengan baik. “Khususnya Rumah Belajar Kemendikbud yang telah menjadi wadah kita bersama untuk terus belajar dan beinovasi dalam belajar,” tambahnya.
Program yang telah berjalan selama 3 tahun terakhir itu, pada tahun 2020 ini diikuti oleh 70.312 peserta. Atas hal itu, mantan bos Gojek itu pun memberikan apresiasi akan pencapaian drastis tersebut. “Saya ingin menyampaikan betapa bangganya saya ketika mengetahui program pelatihan guru Pembatik diikuti lebih dari 60 ribu guru atau 1.000 persen peningkatan dari pertama kali kegiatan ini diselenggarakan. Angka ini merupakan pencapaian yang luar biasa, dan juga menjadi penanda semangat banyak guru yang ingin meningkatkan kemampuan mengimplementasikan teknologi ke dalam proses belajar mengajar,” terangnya.
“Kita semua mengalami di masa pandemi covid ini situasi memaksa kita supaya lebih keras dan cerdas sehingga pembelajaran dapat terus belangsung, kompetensi guru dalam penguasaan teknologi menjadi krusial,” sambung dia.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kemendikbud, Hasan Chabibie mengatakan, para guru yang berhasil sampai level 4 akan mendapatkan pembekalan dari para narasumber ahli dalam bidangnya secara virtual. Mulai dari pihak kementerian, pakar komunikasi hingga penulis modul.
“Dilakukan secara online di masing-masing provinsi, nanti ujungnya akan terpilih duta Rumah Belajar tahun 2020 yang akan mengambil 5 terbaik dari setiap provinsi untuk menjadi wajah Kemendikbud dalam pemanfaatan TIK ini dalam aktivitas pembelajaran di kabupaten/kota guru masing-masing,” ujarnya dalam Kuliah Umum Pembatik Level 4: Berbagi secara virtual, Senin (14/9).
Dia mengatakan, program Pembatik ini sudah berjalan kurang lebih 3 tahun, yakni dimulai sejak 2018. Kala itu, peserta yang ikut berjumlah 6.800 orang. Kemudian, di 2019 mulai berkembang, dan diikuti 28.624 peserta. “Yang luar biasa di 2020 ini diikuti oleh 70.312 peserta dan semua proses ini kita lakukan secara daring mulai dari proses informasi, pendaftaran, proses tahap di level 1 sampai 4 ini kita lakukan secara online, ini membuktikan bahwa proses transformasi digital yang ada di lingkungan Kemendikbud lewat aktivitas yang diselenggarakan pusdatin ini berjalan dengan optimal,” tuturnya.
Hasan menjelaskan, di 2020, jumlah peserta level 1 diawali di 70.312 peserta, dalam tahap ini, yang lolos berjumlah 18.936 guru. Namun, pada tahap kedua yang terjadi saat pandemi, peserta yang ikut berkurang menjadi 13 ribu dari total 18.936 guru.
“Saat itu kita melakukan reskenario semua aktivitas yang terjadi, terutama implementasi di sekolah, dan yang lulus di level 2 ini 5.007 orang. Di level 2 ini terjadi implementasi praktik baik pemanfaatan TIK di satuan pendidikan, pandemi ini menjadi laboratorium hidup bagaimana sebuah pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi betul-betul bisa dioptimalkan untuk mendukung proses belajar dari rumah,” tambahnya.
Pada level 3 ini berorientasi pada produk, semua peserta mengikuti, dengan pihak yang lolos berjumlah 2.496 guru. “Ini tentu lebih teruji karena menghasilkan produk, konten, karya yang tentunya bermanfaat untuk sarana berbagi,” ujarnya.
Kemudian tiba di level 4, dari total itu akan dipilih peserta per masing-masing provinsi. Di mana 30 peserta terbaik akan maju ke level 4. “Sehingga dari 2.496 guru, terpilihlah 1.020 peserta, mereka nanti akan berbagi praktik baik dan berbagi inovasi pembelajaran, berbagi gagasan kreatif mereka selama proses yang sudah mereka jalani beberapa bulan berikutnya,” imbuhnya. (jpg)