KENDARINEWS.COM–Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara berlangsung 27 November 2024. Kandidat figur yang bakal tampil mulai bermunculan. Memulai manuver politik menebar pengaruh ditengah masyarakat. Baik melalui pintu partai, juga ruang personal.
Pertarungan menjadi orang nomor satu di bumi anoa, di prediksi sengit diperebutkan.
Salah satunya adalah Bahtiar Madattuang, figur kuat yang telah bermaklumat maju pada pemilihan nanti. Pria kelahiran Kolaka 25 Oktober 1982 itu, siap tarung merebut kursi megah pucuk pimpinan Sultra.
“Saya siap maju di pilgub nanti. Dengan menjadi Gubernur maka ruang untuk bekerja mensejahterakan masyarakat lebih terbuka luas. Sehingga harapan agar Sultra terus bergerak maju dapat kita wujudkan bersama. Karena poin itulah sebagai salah satu intisari menjadi seorang pemimpin,” kata Bahtiar saat berkunjung digedung, lantai II Graha Pena Kendari pos Senin (1/4/2024).
Untuk menyongsong pilgub nanti, kata dia, maka berbagai langkah politik persiapan wajib dicanangkan sejak saat ini. Terutama pada aspek mengokohkan internal tim, konsolidasi dengan partai dan komitmen bekerja inovatif semata untuk masyarakat. Kekompakan bersama akan mejadi denyut nadi kekuatan dan keberhasilan misi politik di masa depan. Sehingga kekuatan tersebut kian membesar dari waktu ke waktu. Terhimpun dan terbentuk kokoh. Dan akhirnya ketika tiba masa pertarungan kedepan, tinggal mengepalkan simpul-simpul kekuatan yang telah dirangkai sekian lama.
“Saat ini saya intens ke tengah masyarakat. Menemui mereka door to door menyampaikan kesiapan saya maju pilgub, juga menyampaikan visi misi jika terpilih jadi gubernur,” ujarnya.
Putra asli Mekongga itu, menjelaskan daerah bumi anoa merupakan wilayah yang memiliki kekayaan besar, baik sektor sumber daya alam maupun aspek sumber daya manusia. Potensi ini mesti dimanfaatkan optimal. Jika itu terwujud maka untuk melahirkan kemakmuran masyarakat dan kemajuan daerah akan menjadi sebuah keniscayaan. Makanya tatanan pengelolaannya harus inovatif dan seluruh stekholder wajib bersinergi kokoh. Baik pemprov Sultra, OPD, Forkopimda, tokoh agama, tokoh adat, kaum millenial dan masyarakat pada umumnya.
“Bukan hal mustahil kedepan Sultra akan menjadi daerah yang sangat maju nomor satu di kawasan Indonesia timur. Semua itu tergantung tekad kita semua.Khususnya dalam menyikapi berbagai masalah demi menciptakan perubahan yang konstruktif dengan konsisten,” terangnya.
Ia memandang Sultra memiliki potensi Sumber Daya Alam melimpah. Optimalisasi potensi tersebut dapat mengantarkan daerah ke kasta lebih maju dan masyarakat hidup penuh kesejahteraan.
“SDA kita belum optimal untuk pemanfaatan bagi kesejahteraan masyarakat. Nah, ini yang menjadi perhatian khusus ke depan agar masyarakat bisa sejahtera dan terbebas dari kesulitan ekonomi,” ujar Bahtiar.
Menurutnya, jazirah Sultra terdiri 70 persen lautan dan 30 persen daratan. Namun optimalisasi potensi lautan masih belum signifikan. Lebih dominan terpusat pada aktivitas pada ranah daratan. Artinya ini kondisi yang terbalik. Berangkat dari penalaran itu, kedepan jika diberi kepercayaan menahkodai takhta Gubernur, maka hal yang paling sentral membangun daerah dengan memaksimalkan potensi kelautan yang didiami kekayaan bawah laut melimpah ruah tersebut.
“Pengelolaan daratan dan lautan mesti bersinergi. Penguatan akselerasi keduanya akan berimplikasi pertumbuhan ekonomi yang melejit tinggi. Terutama penataan infrastruktur yang memadai, kuat, dan tepat sasaran. Dan didukung sinergi, harmonisasi kolektif antara Bupati,Wali Kota dan Gubernur harus terjalin kompak. Karena Gubernur itu tidak punya wilayah, yang punya itu Bupati dan Walikota,” bebernya.
Disstu sisi, ia memandang perkembangan dunia kian masif yang diiringi kemajuan teknologi digital super canggih. Memontum ini merupakan kesempatan emas dengan menghadirkan sentuhan teknologi modern untuk menstimulasi potensi kelautan maupun daratan. Tentunya harus ditunjang dengan kecakapan meramu strategi mendesain program pembangunan.
“Pada titik inilah yang menjadi komitmen saya kedepan jika diberi amanah menjadi Gubernur Sultra,” harap Bahtiar.
Menurutnya, jabatan hanyalah amanah dari sang maha pencipta. Jika dimanfaatkan sebaik-baiknya akan menjadi berkah dan amal kebaikan yang akan terus mengalir meski raga telah tiada di dunia. Sebaliknya, tatkala disalahgunakan hanya untuk kepentingan pribadi, kelompoknya saja dan membuat rakyat menderita maka yakin dan percaya hal itu akan menjadi malapetaka, baik di dunia maupun di akhirat.
“Prinsip saya jangan pernah menyakiti orang lain. Jabatan hanya sementara. Bekerja ikhlas, maksimal untuk mengsejahterakan masyarakat. Dan ingat jangan pernah sombong kepada siapapun. Karena kita amat kecil di mata pencipta. Buatlah kisah kebaikan agar diceritakan yang baik. Dan berusaha mungkin tidak melakukan keburukan,” tandasnya. (ali/kn).