Menakjubkan! Spot Ali Reef, Titik Selam Andalan Turis Saat Sambangi pulau Tomia

KENDARINEWS.COM–Panorama bawah laut di titik selam Mari Mabuk Pulau Tomia, Kecamatan Tomia, merupakan salah satu spot yang paling banyak dikunjungi turis asing maupun domestik. Di zonasi ini nelayan ataupun masyarakat tidak diperbolehkan melakukan penangkapan baik secara tradisional maupun dengan cara yang tidak ramah lingkungan.

Lokasi ini dinamakan bank ikan sejak tahun 2011 lalu oleh nelayan di pulau Tomia. Pasalnya, zonasi ini merupakan salah satu wilayah dengan suplay ikan yang tidak sedikit. Merupakan kawasan peneluran ikan atau pemijahan ikan. Sehingga spesies ikan di tempat ini banyak setiap harinya apalagi di bulan purnama. 

Jika titik selam Mari Mabuk telah dikenal oleh wisatawan, ada lagi satu spot yang justru menjadi favorit para turis asing. Spot tersebut bernama Ali Reff. Spot Ali Reef merupakan spot favorit di Wakatobi juga menjadi spot pamungkas pada setiap trip diving di Pulau Tomia. Ia khas akan schooling jack fishnya atau ikan putih (disebut Ikan simba oleh warga lokal, Tomia) sepanjang waktu. 

Salah seorang pelaku industri pariwisata pulau Tomia, Fian menjelaskan Spot Ali Reef lokasinya tidak jauh dari depan Pelabuhan Rakyat Waha, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi. “Salah satu spot favorit dan andalan pariwisata diving Wakatobi. Mengapa? Karena hampir setiap divers yang ke Wakatobi pasti Ingin diving disini,” ujarnya.

Ia melanjutkan, jika diving disini selalu dimanjakan dengan atraksi schooling Jackfish atau sebagian menyebutnya GT. Biasanya  ikan ini bergerombol membentuk formasi bola, cincin hingga tornado. “Sampai-sampai para divers berani menantang ganasnya arus yang sering datang tiba-tiba menyeret para divers demi menyaksikannya,” bebernya.

Ali reef adalah rumah atau tempat bermain yang nyaman bagi kumpulan ikan si Jack trevally sejak dulu. Sayangnya, pada tahun 2022 lalu, ada indikasi aktifitas fishing yang massif, semisal pancing, jaring serta spearfishing siang yang over atau berlebihan. Dampaknya? Beberapa bulan (tahun lalu) ini mudah saja mengenalinya : jika ikannya ada, kemungkinan besar akan menjauh ke blue water/laut biru.

“Kekhawatiran kami, kami luapkan dalam tulisan di media sosial kami. Tulisan itu menjelaskan tentang isi dalam spot Ali Reef, tapi itu ditulis karena merupakan bentuk kekecewaan kami pelaku industri pariwisata terhadap nelayan-nelayan yg melakukan penangkapan dengan tidak ramah lingkungan,” ungkap Fian.

Sehingga ikon Ali Reef itu adalah schooling jackfish sempat hilang. “Alhamdulillah di rancangan perubahan zonasi Taman Nasional Wakatobi (TNW) yang baru ini spot Ali Reef masuk di zona pemanfaatan. Jadi, betul-betul hanya aktifitas pariwisata yang di perbolehkan disitu,” bebernya.

Jadi tak heran jika Spot ini menjadi andalan wisatawan mancanegara. Situs ini sangat unik. Bahkan turis-turis yang datang jika belum menyelam di Ali Reef dinilai belum sebenar-benarnya ke Wakatobi.

Namun besar harapan dari pelaku pariwisata pulau Tomia untuk tidak mengganggunya, mengusiknya, memburunya atau hal lain yang dapat merusak dan mengganggu. Karena sejatinya Ali Reef adalah ikon atau identitas dari industri pariwisata diving Wakatobi. Tidak saja milik Tomia atau Wakatobi khususnya namun semua orang bisa menikmatinya. Maka akan sangat disayangkan jika ada ulah oknum satu dua orang yang merenggut kekayaan bawah laut yang sama-sama dibanggakan selama ini. 

Sementara itu, seperti yang diketahui sebelumnya, pada tahun 2020 lalu Pariwisata Kabupaten Wakatobi sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata andalan Indonesia masuk Nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) kategori Branding Pariwisata Terpopuler tahun 2020. Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kabupaten Wakatobi, Nadar mengatakan, pesona terumbu karang Wakatobi sudah tersohor bukan hanya kalangan wisatawan domestik tetapi hingga mancanegara. Sehingga, keputusan tim Kementerian Pariwisata memberi kesempatan bagi Wakatobi masuk nominasi API 2020 dinilai tepat. (thy/kn)

Tinggalkan Balasan