Lahirkan Generasi Cerdas dan Sehat, Pemkab Konawe Komitmen Tekan Laju Stunting

Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa

KENDARINEWS.COM — Pemkab Konawe terus berupaya memenuhi asupan gizi anak guna menghindari kasus stunting alias kekurangan gizi. Apalagi, gizi merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Daerah otorita Kery Saiful Konggoasa berkomitmen mensuport pencegahan stunting untuk melahirkan generasi cerdas dan sehat di Konawe.

Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa melalui Sekretaris Kabupaten (Sekab) Ferdinand Sapan mengatakan, angka stunting di Konawe masih terbilang cukup tinggi dibandingkan daerah lain. Persentasenya mencapai 26,2 persen dan Konawe diurutan keempat tertinggi kasus stunting se-Sultra.

Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa, berinteraksi dengan pelajar saat giat vaksinasi Covid-19, beberapa waktu lalu.

“Pemkab memiliki tugas penting dalam menekan laju kasus stunting di Konawe. Dalam kurun waktu 3-4 tahun mendatang harus kita maksimalkan,” ujar Ferdinand Sapan, diwawancarai beberapa waktu lalu.

Mantan Kepala BPKAD Konawe itu menuturkan, upaya telah dilakukan demi menekan angka stunting yang cukup tinggi di wilayah setempat. Misalnya lewat pengadaan susu merk Proten Gold selama tiga bulan bagi anak penderita stunting di Konawe. Yang mana, pengadaannya dianggarkan lewat APBD-P tahun 2022.

Kasus stunting ini bukan hanya masalah terkait pemenuhan asupan gizi baik ibu hamil maupun balita. Namun, disebabkan pula perilaku masyarakat di lingkungan sosial, termasuk sanitasi yang kurang baik.

“Jika untuk pemenuhan gizi, Konawe sangat kaya dengan kebutuhan protein. Sehingga, masyarakat kita tidak perlu merasa kekurangan. Seperti mengkomsumsi telur, ikan, ayam dan lainnya. Kalau untuk daerah kita ini, masyarakat masih bisa mendapatkannya dan itu cukup untuk dikonsumsi,” beber Ferdinand Sapan.

Buruknya sanitasi, turut mempengaruhi angka stunting di Konawe. Ia menyebut, ada beberapa wilayah di Konawe yang tergolong bermasalah dalam hal sanitasi. Namun itu terus coba ditangani. Misalnya di Desa Waworaha Kecamatan Lambuya. Wilayah tersebut sering dilanda banjir sehingga sanitasi masyarakat menjadi bermasalah.

Sekab Konawe Ferdinand Sapan, saat menyerahkan bantuan makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita di kecamatan Lambuya, beberapa waktu lalu.

“Itu karena munculnya bakteri yang dapat memberikan dampak pada ibu hamil maupun balita di wilayah tersebut. Sama halnya dengan perilaku serta kebiasaan dilingkungan sosial. Masih kita temukan ibu-ibu hamil yang masih aktif di dalam kegiatan kelompok, tanpa memikirkan janin dalam kandungannya. Ini perlu sejak dini harus dihindari,” ungkapnya.

Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa menyapa salah satu siswa

Ferdinand menambahkan, pihaknya pelan-pelan bakal melakukan intervensi terhadap wilayah yang buruk dalam hal sanitasi.


“Masalah stunting bukan hanya menjadi tugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes), BKKBN, PKK, TNI-POLRI. Namun, menjadi masalah kita semua terutama pemerintah setempat yang dekat langsung dengan masyarakatnya,” tandas Ferdinand Sapan.

Sementara itu, Kepala Dinkes Konawe drg Mawar Taligana menjelaskan, sekira 1.040 anak yang mengidap stunting di Konawe.

“Dan menjadi tugas penting dalam kurung waktu tiga tahun kedepan, angkanya bisa turun,” ucapnya.

Sebab itu, Mawar Taligana mengingatkan ibu hamil rutin memeriksa kandungannya ke bidan ataupun puskemas terdekat.
Dengan demikian, perkembangan janin dapat terus dikontrol oleh orangtua maupun dari pihak medis.

“Begitu juga setelah lahir, asupan makanan itu harus perhatikan. Terutama, pemenuhan ASI untuk sang bayi. Kita harapkan dengan upaya ini dapat mendapatkan hasil maksimal. Khususnya, dalam menurunkan angka stunting di Konawe,” harapnya. (adi/adv).

Tinggalkan Balasan