—Diduga Mainkan Takaran, 18 Tahun Salurkan BBM Dengan Cara Gantang—
KENDARINEWS.COM — Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat (Mubar), Bahri mengancam akan menutup aktivitas penjualan BBM bersubsidi jenis solar dan pertalite di Desa Tondasi. Hal itu dikarenakan agen BBM bersubsidi itu diduga memainkan takaran penjualan hingga merugikan masyarakat. Pendistribusiaanya dilakukan dengan sistim gantang dan BBM masih dalam kondisi berbusa. Aktivitas itu telah dilakukan selama 18 tahun terhitung sejak 2004.
“Saya minta agar pengusaha ini menyiapkan pelayanan dengan menggunakan nosel yang sudah ditera. Saya kasih waktu dua bulan. Kalau dengan waktu yang kita berikan itu tidak juga diindahkan, kita tutup saja,” tegas Bahri saat ditemui usai melakukan inpeksi mendadak (Sidak) Selasa (20/9).
Lanjutnya, sidak dilakukan berdasarkan laporan masyarakat bahwa ada penjualan BBM bersubsidi di Desa Tondasi yang masih menggunakan cara konvensional. Tentu semua itu tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Karena proses penjualan BBM kemasyarakat menggunakan nosel yang takaranya memang sudah diatur dengan baik oleh pemerintah. “Makanya dengan adanya laporan ini kita tertibkan. Saya minta untuk menggunakan cara saat ini, yaitu nosel dan itu mendapatkan tera dari pemerintah. Sehingga masyarakat mendapatkan sesuai dengan haknya,” pintahnya.
“Kalau beginikan (penjualan dengan cara gantang) masyarakat dirugikan. Tadinya misalkan haknya bisa dapat 20 liter kalau ditera, tetapi karena sistem gantang hanya 18 liter. Berarti ada dua liter yang hilang. Saya minta pendisitribusian ke masyarakat jangan dikurangi volumenya. Kalau masih ada laporan lagi maka kita tutup. Karena BBM subsidi ini digunakan oleh masyarakat kita khususnya para nelayan untuk menujang mata pencaharian mereka dengan mencari ikan,” terangnya.
Direktur Perencana Keuangan Daerah, Kemendagri itu menambahkan, pihaknya masih memberikan kelonggaran penjualan selama dua bulan sembari mempersiapkan nosel. Akan tetapi proses penjualan harus dilakukan dengan baik dan adil. Kemudian diawasi oleh aparat penegak hukum dan masyarakat sekitar. “Jangan lagi kurangi volumenya. Jangan menjual dalam kondisi BBM masih berbusa. Diamkan dulu, nanti busanya sudah hilang baru dijual, supaya takaran BBM yang masyarakat beli sesuai dengan yang mereka bayar. Kasian masyarakat, membayar 20 liter tapi setelah didiamkan dan busanya turun, sisa 18 liter. Tolong diawasi dan kalau ditemukan laporkan, kita tutup,” tegasnya.
Sementara itu, agen BBM subsidi Desa Tondasi, Aras mengakui jika selama ini pihaknya memang menjual dalam kondisi BBM masih berbusa. Dalam sehari, setiap masyarakat nelayan dijatah lima liter sampai 10 liter solar. Namun setelah lama didiamkan, jerkenya menjadi tidak ful karean busanya hilang. “Dalam satu bulan BBM yang masuk 80 ton. Perharinya delapan ton dan langsung habis. Kita melayani beberapa desa dan setiap pembongkaran kita tentukan perdesa. Saya menjual sejak 2004,” terangnya.
Terkait peringatan dan tenggang waktu yang diberikan Pemda Mubar kepadanya, Basri mengaku akan mengindahkanya. Dirinya berjanji akan berupaya untuk bagaimana menjual BBM dengan nosel yang sudah ditera. “Dalam waktu satu dua bulan ini saya akan upayakan,” pungkasnya. (ahi)