KENDARINEWS.COM– Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto disebut capres yang paling banyak menjadi pilihan generasi digital natives (masyarakat melek internet) mengungguli Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Survei terbaru itu dirilis Lembaga Survei Jakarta (LSJ)
“Sebanyak 24,9 persen generasi digital natives mengaku akan memilih Prabowo Subianto jika Pilpres dilaksanakan hari ini. Kemudian 20,6 persen mengaku akan memilih Anies Baswedan, lalu 12,4 perswn memilih Ganjar Pranowo dan 10,1 persen menjatuhkan pilihan pada Sandiaga Uno,” kata peneliti senior LSJ Fetra Ardianto dalam konfrensi pers secara daring, Kamis (19/5)
Prabowo dianggap sosok pemimpin yang mampu menyelesaikan problematika bangsa, memahami geopolitik global, dan diyakini sebagai sosok negarawan yang mementingkan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan apapun. Indikator itu yang menjadi dasar generasi digital natives atau milenials menjatuhkan pilihannya kepada Prabowo jika pilpres dilaksanakan hari ini” sambungnya.
Menurut Fetra, terdapat dua faktor yang membuat Prabowo justru menjadi pilihan generasi digital natives meskipun Menteri Pertahanan itu masih jarang menyapa mereka di medsos. Dia mengungkapkan, generasi digital natives adalah kelompok manusia rasional.
Dia menyebut, mereka memilih Prabowo karena pertimbangan rasional (bukan kedekatan emosional). Dia menyebut, milenial mempersepsikan Prabowo sebagai seorang negarawan yang paham dan mampu mengatasi berbagai masalah ekonomi, termasuk masalah lapangan kerja yang paling menjadi perhatian dan dibutuhkan anak muda
Selain itu, lanjut Fetra, berdasarkan analisis media monitoring yang dilakukan oleh LSJ, sentimen negatif warganet dalam dua minggu terakhir terhadap Prabowo Subianto sangat rendah yakni sebesar 5 persen. Sementara sentimen positifnya cukup tinggi 37,1 persen
Ini artinya, apa yang dilakukan Prabowo dalam dua minggu terakhir dengan melakukan safari Idul Fitri diapresiasi positif oleh warganet dan oleh generasi digital natives khususnya,” tegas Fetra.
Survei LSJ ini dilakukan pada 15-28 April 2022 dengan melibatkan 1.225 sampel di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Sampel survei yang diambil adalah masyarakat berusia 15-34 tahun yang melek internet (digital natives) atau dikategorikan sebagai kaum milenial.
Margin of error survei ini dilaporkan +/- 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner.(jp/kn)