KENDARINEWS.COM–Gubernur Sultra Ali Mazi menyampaikan, pertumbuhan ekonomi 5,07 persen pada triwulan I 2022 akan terus dipertahankan dan ditingkatkan melalui konsistensi menggerakan roda perekonomian di semua sektor. Muaranya demi mendorong terciptanya kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah.
“Ini juga tak lepas dari program pemerintah pusat terkait pemulihan ekonomi nasional atau PEN di tengah badai Covid-19,” ujar Gubernur Ali Mazi seperti di kutip Ridwan Badallah , Senin (9/5), kemarin.
Katanya pertumbuhan ekonomi 5,07 persen tak lepas dari komitmen dan kerja keras bersama, untuk terus memajukan semua sektor juga UMKM di Sultra. “Termasuk sinergi pembangunan yang baik bersama kepala daerah di 17 kabupaten dan kota. Hasil ini pula menjadi kado terbaik untuk wilayah ini,” kata Ridwan Badallah.
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra merilis bahwa ekonomi Sultra tahun 2022 tumbuh positif sebesar 5.07 persen, pada periode sama tahun lalu yang hanya mencapai 0.06 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, Agnes Widiastuti mengungkapkan, pertumbuhan terjadi pada sebagian besar lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi adalah jasa lainnya sebesar 9,53 persen, informasi dan komunikasi 9,51 persen, serta jasa perusahaan 9,47 persen.
Di sektor lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta pertambangan dan penggalian yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 4,51 persen dan 1,89 persen. “Pertumbuhannya cukup baik,” ujar Agnes Senin (9/5), kemarin.
Sektor usaha real estate juga mengalami kontraksi pertumbuhan sekira 2,83 persen. “Mudah-mudahan semakin terkendalinya pandemi Covid-19 dapat memacu gairah perekonomian daerah terutama pada peningkatan lapangan usaha real estate,” ungkap Agnes.
Terpisah, pakar ekonomi Sultra Dr.Syamsir Nur,SE.,M.Si mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Sultra pada triwulan I tahun 2022 dipengaruhi berbagai intervensi pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Akademisi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Halu Oleo (FEB UHO) itu menjelaskan pengaruh intervensi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi regional bisa ditinjau dari dua aspek.
Pertama, kebijakan fiskal yang diarahkan pada pemulihan ekonomi terutama disektor yang menjadi penopang. “Misalnya kemarin ada proyek investasi disektor pertanian, bendungan, jembatan, kemudian konstruksi disektor swasta yang sekarang begitu masif. Termasuk adanya kebijakan pemerintah pusat memberikan pinjaman ke pemerintah daerah. Itu juga menjadi penggerak ekonomi kita di sektor konstruksi,” ujar Dr.Syamsir Nur.
Kedua, intervensi pemerintah melalui kebijakan regulasi. Misalnya melalui Undang-undang Cipta Tenaga Kerja yang juga mulai menggerakkan investasi di daerah. “Kita lihat dari pertumbuhan PDRB itu pelan-pelan sektor konsumsi mulai bergerak,” ungkapnya.
Dr.Syamsir Nur memprediksikan tren positif pertumbuhan ekonomi Sultra masih berlanjut pada triwulan II. Ia optimistis ekonomi masih tumbuh mengingat pada triwulan II kegiatan swasta maupun pemerintah itu sudah mulai bergerak dan anggarannya sudah mulai terserap.
Selanjutnya, pertumbuhan juga didukung oleh even yang digelar pemda baik berskala lokal maupun nasional. “Pada even nasional saat ini ada pelonggaran kebijakan pemerintah yang membolehkan kegiatan yang bersifat massal maupun terbatas itu akan mendorong sektor konsumsi rumah tangga maupun lembaga non profit pemerintah. Ini sangat baik,” kata Dr.Syamsir Nur.
Di sisi lain, belanja modal pemerintah, insentif fiskal maupun pemberian perlindungan sosial kepada masyarakat akibat Covid-19 sangat mendukung pertumbuhan ekonomi regional yang akan datang. “Saya optimistis ekonomi Sultra triwulan II bisa tumbuh hingga 5,2 persen,” pungkas Dr.Syamsir Nur.(kn)