Penuntasan Kurikulum di Masa Pandemi Bukan Prioritas Utama

KENDARINEWS.COM — Kebijakan PPKM sudah berakhir kemarin. Orang tua siswa dan siswa berharap belajar tatap muka diberlakukan pada tahun ajaran baru Juli kemarin seperti rencana sebelumnya. Dinas Pendidikan Kota Kendari dan Provinsi Sultra kompak belum menerapkan belajar tatap muka. Belajar daring (online) masih berlaku demi melindungi siswa dari potensi paparan Covid-19. Rujukannya adalah Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Pemkot Kendari meniadakan belajar tatap muka (PTM) di sekolah. Kebijakan itu dipilih lantaran Kota Lulo masuk dalam PPKM level 3 penyebaran Covid-19 berdasarkan Inmendagri Nomor 29. “Saya sudah keluarkan Surat Edaran Nomor 440/4913/2021 tentang pelaksanaan belajar mengajar dilakukan secara daring (online). Artinya tidak boleh belajar tatap muka di sekolah. Apalagi anak-anak kita ini (siswa) belum sepenuhnya paham prokes,” kata Sulkarnain Kadir, Senin (9/8) kemarin.

Asrun Lio
Asrun Lio

Surat edaran itu dikeluarkan Wali Kota Sulkarnain untuk melindungi siswa dari potensi penularan Covid-19. Sebagai gantinya, ia menginstruksikan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikmudora) Kendari untuk mengefektifkan pembelajaran daring dan menindaklanjuti program guru keliling (Home Visit).

Kepala Dikmudora Kendari, Makmur mengaku telah menginstrusikan para guru kelas untuk mengefektifkan kunjungan ke rumah siswa. Upaya itu dilakukan untuk mengakomodir siswa yang kesulitan mengakses pembelajaran daring. Ia menjelaskan, home visit merupakan upaya adaptasi kebiasaan baru disatuan tingkat pendidikan yang selama ini terdampak pandemi covid-19. “Guru keliling diharapkan bisa perlahan menumbuhkan hubungan sosial antara guru dan murid, mengingat sudah setahun lebih peserta didik hanya mengenyam pendidikan lewat fasilitas internet dan media sosial (medsos),” ujarnya, kemarin.

Lanjut dia, dalam guru keliling, nantinya guru atau wali kelas akan membentuk kelompok kecil maksimal 3 – 5 anak dan menentukan lokasi pertemuan belajar. “Biasanya wali kelas itu sudah bisa mendeteksi area yang siswanya paling banyak dan lokasi belajarnya tidak terdapat kasus covid-19. Mudah-mudahan inovasi guru keliling ini bisa kita kolaborasikan dengan metode pembelajaran yang ada sebelumnya seperti secara daringdan luring (luar jaringan),” kata Makmur.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra, Asrun Lio mengatakan, sebelumnya skenario pembelajaran tatap muka (PTM) sudah ada disetiap sekolah. Namun karena kondisi belum memungkinkan, maka pembelajaran daring masih berlaku pada tahun ajaran baru 2021/2022 ini. “Kita masih merujuk pada keputusan bersama empat menteri bahwa setiap satuan pendidikan harus memperhatikan zona wilayahnya dalam menentukan aktivitas pembelajaran,” ujarnya.

Sejauh ini, kata Asrun, belum ada laporan soal sekolah-sekolah yang bakal melakukan PTM. “Sesungguhnya berdasarkan skenario yang telah dijabarkan pemerintah dalam PPKM, untuk level 1 dan 2 sudah bisa dilakukan PTM terbatas. Daerah PPKM level 2 di Sultra yakni Kabupaten Buton dan Buton Selatan. Tapi sampai saat ini, belum ada yang menyurat untuk menggelar PTM. Sebab angka pandemi belum sepenuhnya menurun,” jelas Asrun.

Kelak jika ada kebijakan pembelajaran tatap muka dari pusat, sekolah-sekolah di Sultra sudah sangat siap dengan skenario yang disusun sebelumnya. “Sejak awal kita sudah persiapkan untuk PTM. Prokes PTM seperti wadah cuci tangan suda disiapkan, jarak bangku dan jadwal masuk siswa diatur pihak sekolah. Namun sejak ada lonjakan kasus, PTM kembali dibatalkan demi keselamatan peserta didik kita, ” bebernya.

Penuntasan kurikulum pembelajaran di masa pandemi Covid-19 bukanlah prioritas utama tetapi bagaimana memastikan setiap peserta didik mengalami proses pembelajaran. “Karena itu selama pandemi, kita memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang akan digunakan,” pungkas Asrun Lio. nya. (ags/rah/b)

Tinggalkan Balasan