Investasi Jadi Angin Segar Untuk Warga Routa

KENDARINEWS.COM — Routa merupakan satu dari 29 kecamatan yang termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Konawe. Routa menjadi wilayah terjauh yang ada di Konawe, sehingga butuh waktu berjam-jam untuk menjangkau daerah tersebut. Dari pusat pemerintahan di kota Unaaha saja, jaraknya sekira 300 km. Meski sarana pendukung aktivitas sosial ekonomi warga di wilayah itu belum memadai, Routa diberkahi kekayaan alam melimpah.

Kandungan mineral berupa nikel, lithium dan kobalt dari dalam “perut” wilayah paling barat Konawe itu sangat fantastis. Tinggal menunggu waktu saja, geliat ekonomi di Routa bakal bergairah dengan hadirnya kompleks mega industri baru berbendera PT.Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP).

Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa menuturkan, rencana pembangunan pabrik pemurnian nikel dan baterai mobil listrik di Routa bakal diwujudkan tahun 2021 ini. Kata Kery, luas lahan yang dikelola PT.IKIP sekira 3.500 hektare. PT.IKIP menanamkan modal sebesar 5 Miliar USD atau sekira Rp70 Triliun. Dalam operasinya nanti, PT.IKIP bakal bekerja sama PT.Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dalam hal pengolahan bahan baku.

“Rencananya pengiriman material dari Routa ke PT.IMIP di Sulawesi Tengah (Sulteng) menggunakan sistem konveyor. Bahkan tidak menutup kemungkinan, akan dibangun rel kereta khusus pengangkutan tambang untuk memuat material dari Routa ke Morowali dengan jarak sekira 40 km,” ujar Kery Saiful Konggoasa.

Bupati Konawe dua periode itu menerangkan, sumber daya alam (SDA) di Kecamatan Routa sangat melimpah. Selain potensi nikel yang tergambar dari tanah merah Routa, lithium yang juga turunan nikel, sangat menjanjikan untuk digarap. “Lithium merupakan bahan baku baterai penggerak mobil listrik yang mulai dikembangkan di beberapa negara di benua Eropa,” sambung Kery.

Mantan Ketua DPRD Konawe itu tak memungkiri, pembangunan kawasan mega industri di Routa masih mengalami beberapa kendala. Salah satunya akses jalan. Kery menyebut, jalur transportasi yang akan dilintasi dalam rangka percepatan pembangunan kawasan mega industri di Routa, sangat sukar untuk dilalui khususnya kendaraan berdimensi besar. Pemerintah kabupaten (pemkab) Konawe tak bisa berbuat banyak sebab jalur tersebut berstatus jalan provinsi.

“Kita akan mengupayakan agar industri di Routa bisa berdiri sendiri dan bisa menjadi kawasan inti industri. Kita akan jadikan Routa sebagai surganya para investor. Karena selain pertambangan, kita juga akan kembangkan potensi-potensi lainnya agar banyak investor asing maupun lokal yang bersedia menanamkan sahamnya,” ungkap politikus PAN Sultra itu.

Hadirnya investasi di Routa tentunya berdampak positif bagi pemerintah maupun masyarakat Konawe. Kery menyebut, keberadaan kawasan industri di Routa pastinya menguntungkan baik dari sisi pertumbuhan ekonomi maupun serapan tenaga kerja. Yang mana, tingkat pengangguran di Konawe maupun Sultra bisa dikurangi jika pabrik PT. IKIP sudah mulai berjalan.

“Tentunya usaha-usaha kecil dan menengah di sekitar pabrik akan menjamur. Warung makan hingga kos-kosan milik warga sekitar pastinya akan banyak. Memang kita proyeksikan masuknya investasi bisa memberikan dampak positif untuk warga Routa, Konawe bahkan Sultra,” pungkasnya.

Sementara itu, Ahmad (39), salah seorang warga kecamatan Routa meminta pemkab Konawe ataupun pihak investor bisa lebih merespons keluhan warga setempat terkait minimnya sarana prasarana (sarpras) berupa infrastruktur, listrik, jaringan telekomunikasi, serta komponen dasar lainnya. Ahmad mengaku, keluhan tidak adanya fasilitas tersebut sudah sangat lama dan belum direspons para pemangku kebijakan di Konawe. Namun dengan hadirnya kawasan mega industri di Routa, dirinya berharap kepada para investor agar bisa membangun fasilitas- fasilitas penunjang tersebut. “Ini merupakan angin segar buat kami. Jika benar-benar terealisasi, tentunya akan menyejahterakan warga di Routa. Apalagi akan mampu menyerap ribuan tenaga kerja,” imbuhnya. (adi/b).

Tinggalkan Balasan