Al Muqri Syeikh Asal Al-Banjari Pimpin Salat Jumat di Masjid Al-Hadid

Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari (kanan) memberikan tausiah usai memimpin salat Jumat di Masjid Baja Raya Al Hadid, Kendari, Jumat (2/7).

KENDARINEWS.COM–Seorang pemuda asal Indonesia yang kini menjadi imam sejumlah masjid di Kota Makkah, Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari mengunjungi rumah Tahfidz Quran di Kota Kendari, Jumat (2/7). Kehadiran pemuda 23 tahun itu tak disia-siakan oleh pengurus Masjid Baja Raya Al-Hadid Kendari. Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari memimpin salat Jumat di Masjid Baja Raya Al-Hadid Kendari, Jumat (2/7).

Ketua Dakwah Masjid Baja Raya Al Hadid, Supardi mengungkapkan, upaya menghadirkan Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari sebagai bentuk apresiasi dan penyemangat kepada para jamaah Masjid Al Hadid. “Kita harus bersyukur karena salat Jumat di Masjid Al Hadid bisa diimami salah seorang imam di Kota Makkah,” ujarnya.

Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari, Imam Masjid Birrul Walidain, Makkah

Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari merupakan anak angkat Syekh Hasan Bukhari (salah satu imam di Masjidil Haram). Syekh Hasan Bukhari juga menjabat sebagai dekan di Fakultas Bahasa Arab Universitas Umm Al Qura, Makkah. Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari merupakan warga Indonesia berdarah Banjar, Kalimantan. Tahun 2018, Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari terpilih menjadi qori’, membacakan Alquran di Masjidil Haram dan menjuarai Musabaqah Tilawatil Quran se Kota Makkah. Ia menjadi hafidz Alquran sejak usia 12 tahun. Kini berusia 23 tahun dan baru saja melangsungkan pernikahannya di Karawang beberapa minggu lalu. Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari saat ini menjadi imam beberapa masjid di Kota Makkah yakni Masjid Birrul Walidain, Masjid Al-Bashawiri dan Masjid ‘Asyur Bukhari, Masjid Ar-Ridha, Masjid Syekh ibn Utsmain), dan Masjid Bin Laden, dan Masjid Birrul Walidain.

Usai salat Jumat, Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari memberikan tausiah dan menyampaikan pesan-pesan. Pertama, dekatilah Allah SWT dengan penuh tulus. Tunduk kepada Allah dan memohon kepadaNya supaya dimudahkan menghafal Alquran. Jadikan wirid harian dengan membaca Alquran, minimal 1 Juz perhari. Biasakan berzikir kepada Allah SWT pada waktu pagi, sore dan sebelum tidur.

“Jangan meninggalkan majelis para ulama. Jangan tinggalkan majelis-majelis ilmu, terutama majelis ilmu Alquranul Karim. Kecuali kalau ada uzur. Pesan kelima, Hendaknya kita mempunya teman yang bisa saling mengingatkan untuk ingat kepada Allah SWT,” ungkap Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari.

Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari (kiri) sesaat sebelum masuk salat Jumat di Masjid Baja Raya Al Hadid Kendari, Jumat (2/7).

Selain itu, Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari juga mengingatkan, bila sedang melaksanakan salat berjamaah dengan posisi berdiri di belakang imam, maka dengarkanlah dengan seksama bacaan imam. Jika ada yang keliru bacaannya, maka cukup satu orang yang menegur atau mengingatkan. Jangan semua jamaah menyahut, karena bisa membuat imamnya bingung hendak mendengar yang mana. “Pesan selanjutnya; hendaknya kita menjaga wudhu. batal wudhu lagi. lebih khusus saat kita hendak membaca Alquran. Salah satu hadist mengatakan, Barangsiapa yang berwudhu sebelum tidur, maka malaikat akan memohonkan ampun untuknya sampai dia bangun tidur. Kemudian, hendaknya kita memperbanyak istigfar kepada Allah SWT,” katanya.

Al-Muqri Syeikh Asal Al-Makki Al-Banjari mengingatkan, pintu ilmu itu menghafal. Dengan menghafal Alquran, maka setiap ayat yang kita baca maka Allah memberikan keberkahan. Sebaliknya, semakin banyak ayat yang ditinggalkan, maka akan membuat seseorang makin jauh dari Allah SWT. “Jika kita membaca Alquran, menghafalkan Alquran, maka niatkan bahwa kita semata-mata mencari keridaan Allah SWT. Agar kita merasa takut kepada Allah. Bukan untuk membanggakan diri atau menyombongkan diri dengan menghafal Alquran. Ketahuilah bahwa menghafal Alquran itu adaklah nikmat yang sangat besar yang Allah berikan kepada para hafidz. Maka wajib disyukuri. Karena Allah memberikan keridaan menghadirkan Alquran dalam hatinya,” jelasnya. (aka)

Tinggalkan Balasan