KENDARINEWS.COM — Triwulan kedua atau semester pertama pelaksanaan program kegiatan tahunan daerah, akan segera berakhir. Saat ini posisi serapan anggaran menunjukan, belum setengah dari agenda daerah yang terlaksana. Penyebabnya pun cukup kompleks. Salah satunya adalah penyesuaian dana transfer.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Buton, Sunardin Dani, mengatakan, serapan anggaran per pekan ketiga Juni, baru 25,14 persen atau seperempat dari total APBD Buton yang kurang lebih Rp 1 triliun. Menurutnya angka serapan itu terbilang lambat jika merujuk pada target progres per triwulan kegiatan. Namun faktor yang mempengaruhinya cukup bisa dimaklumi. “Seharusnya lebih tinggi lagi.
Tapi khusus tahun ini diangka itu bolehlah dikatakan masih normal, karena banyaknya agenda penyesuaian anggaran kemarin,” katanya, Jumat (25/6). Jenis anggaran yang paling banyak diserap adalah dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK). Sementara DID belum sama sekali. Namun ia berargumen, itu bukan kesalahan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang lambat. Tetapi karena Pemerintah Pusat yang baru mentransfer dana. “Rata-rata kegiatan itu sudah kontrak. Contohnya DID itu sudah kontrak, tapi dananya baru masuk bulan ini. Sehingga OPD baru mulai melakukan permintaan anggaran dari kita,” urai Sunardin Dani.
Dana transfer pusat saat ini baru masuk tahap pertama. DID baru Rp 14 miliar atau 50 persen. Sedangkan DAU dengan total Rp 395 miliar ditransfer tiap bulan. “DAU tiap bulan ditranfer karena itu untuk gaji pegawai. DAK fisik ada Rp 155 miliar, non fisik Rp 62 miliar. Totalnya Rp 217 miliar dan itu baru 30 persen yang masuk ke kas umum daerah,” rincinya.
Semua OPD tengah melakukan permintaan dana kegiatan saat ini. Juli hingga Agustus nanti diperkirakan serapan anggaran akan naik signifikan. Sebab kontrak-kontrak kerja yang sudah diteken, dipastikan sudah menerima termin pertamanya. (b/lyn)