KENDARINEWS.COM— Memasuki bulan suci Ramadan pekan depan, harga sejumlah kebutuhan pokok di wilayah Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) mulai naik. Banderol bumbu dapur seperti cabai keriting, besar hingga jenis rawit terpantau melonjak.
Kabid Perdagangan pada Dinas Perdagangan Kolut, Nurbaeti bersama jajarannya mulai memantau kondisi pasar mengecek perkembangan harga-harga kebutuhan pokok jelang bulan puasa mendatang. Terdapat lima pasar yang jadi sasaran kegiatan. Mulai dari Mataliono, Lapai, Lasusua, Lambai dan Wawo. “Lima pasar ini titik pantau kami setiap tahun dengan instansi terkait lainnya,” ujar Nurbaeti, Jumat (9/4).
Harga bahan dapur terpantau di pasaran, mengalami kenaikan. Terkhusus cabai, Nurbaeti menyampaikan ketiga tiga jenis yang ada baik rawit, besar dan keriting sama-sama melambung di sejumlah wilayah meskipun tercatat harganya bervariasi dalam sepuluh hari terakhir. Cabai rawit misalnya, per kilogramnya naik dari harga Rp 45 ribu menjadi Rp 60 ribu di Pasar Mataliono. Di Lasusua lebih tinggi lagi dengan nilai jual Rp 70 ribu per kilogram. “Masih dominan dihasilkan dari petani lokal, meski beberapa lainnya ada yang dipasok dari luar daerah, seperti cabai keriting maupun kategori besar,” paparnya.
Begitu juga dengan cabai besar dari harga Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu kini menjadi 40 ribu, serta kategori keriting dari Rp 35 ribu ke Rp 45 ribu. Harga itu dianggap masih wajar, karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, bisa mencapai Rp 80 ribu per kilogram. “Harga di pasar-pasar desa memang lebih murah dibanding Pasar Lasusua yang dalam kota kabupaten,” sambung Nurbaeti.
Bahan lain yang mengalami kenaikan adalah gula merah dari harga Rp 10 ribu menjadi Rp 15 ribu untuk ukuran 500 gram. Sementara berat 1 Kg naik Rp 5 ribu dari harga sebelumnya Rp 20 ribu. Bawang merah untuk pasar desa hanya naik Rp 2 ribu dari Rp 28 ribu dan di dalam kota melonjak Rp 5 ribu dari penjualan sebelumnya senilai Rp 25 ribu.
Yang masih normal diketahui adalah gula pasir seharga Rp 14 ribu per kilogram. Sementara itu telur justru lebih murah lagi dari Rp 45 ribu menyusut jadi Rp 40 ribu tiap rak. “Ini harga sementara ya. Karena kebutuhan pokok dan dapur sewaktu-waktu berubah tergantung tingkat kebutuhan dan persediaan produk,” pungkasnya. (b/rus)