KENDARINEWS.COM — Setelah masuk sebagai salah satu dari sembilan cagar budaya, Benteng Takimpo, kini siap ditata kembali. Sejumlah fasilitas tua yang ada di dalamnya akan dipoles tanpa menghilangkan nilai sejarah. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buton, La Ode Syamsudin, mengatakan, sebenarnya sembilan cagar budaya yang ada di daerah tersebut, butuh biaya untuk direvitalisasi. Hanya saja, keterbatasan anggaran yang disanggupi APBD untuk instansinya sangat minim. “Dananya kecil, jadi hanya satu kegiatan fisik saja tahun ini, Rp 150 juta saja. Itulah yang kita gunakan untuk menata kawasan dalam benteng tadi (Takimpo),” katanya, Kamis (4/3).
La Ode Syamsudin menjelaskan, Benteng Takimpo adalah salah satu pertahanan terbesar di masa kerajaan dan kesultanan Buton. Oleh masyarakat, Benteng Takimpo juga dikenal dengan sebutan Lipuogena (Kampung Besar). Di dalam benteng, ada sejumlah gerbang dengan nama dan filosofi berbeda-beda. Ada pula Galampa, tempat para tetua adat berkumpul. Selain itu ada masjid tua yang usianya diperkirakan sudah ratusan tahun.
“Karena ini salah satu benteng terbesar kita, nuansa sejarahnya masih sangat terasa di sana. Ke depan ini akan menjadi objek wisata budaya yang akan kita kelola sebaik mungkin,” tambahnya. Benteng Takimpo tepat berada di pusat kota Pasarwajo. Lokasinya berkontur perbukitan, di Desa Takimpo, Pecamatan Pasarwajo.” Saya tidak bisa merinci apasaja yang kita lakukan. Yang jelas kita sesuaikan dengan dana tersedia,” pungkas La Ode Syamsudin. (c/lyn)