Produksi Padi Konawe Topang Ekonomi Daerah

KENDARINEWS.COM — Sektor pertanian menjadi prioritas yang terus dikembangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe. Predikat sebagai sentra penghasil beras terbesar di jazirah Sulawesi Tenggara (Sultra) terus dipertahankan. Berbagai instrumen kebijakan akan dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas beras petani di Konawe. Komitmen itu diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) Konawe, Gusli Topan Sabara, Selasa (6/10). Gusli menyebut, pandemi memang membuat beberapa program yang telah disusun menjadi terganggu. Hal itu disebabkan karena sebagian besar anggaran kegiatan Pemkab dialihkan untuk biaya penanganan wabah Covid-19. Meski demikian, lanjutnya, Pemkab bakal berupaya memberikan perhatian serius khususnya disektor pertanian agar terus bergerak.

Salah satu langkah konkretnya, sambung Gusli, dalam waktu dekat dirinya akan memanggil Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Konawe, membahas rencana pembentukan Konsorsium Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan mengoptimalkan anggaran dana desa (DD). “Konsorsium BUMDes ini untuk menangani masalah pupuk, baik subsidi maupun nonsubsidi. Sehingga, kelancaran produktivitas pada areal pertanian bisa tetap terjaga,” ujar mantan Ketua DPRD Konawe itu.

Gusli menerangkan, salah satu warisan leluhur yang dimiliki masyarakat Konawe yakni berupa emas putih (beras, red). Menurutnya, sektor pertanian tetap menjadi warisan turun temurun yang dititipkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Tiap tahun juga, luas lahan produksi petani di Konawe terus mengalami peningkatan. Konawe-2 itu menyebut, saat ini luas lahan produksi sawah irigasi teknis petani mencapai 40.956 hektare. Adapun lahan yang belum digarap atau dimanfaatkan oleh para petani di Konawe luasnya kurang lebih 100 ribu hektare. Luas areal pertanian itu belum termasuk lahan-lahan kering yang belum memiliki irigasi maupun yang belum dilakukan pembukaan percetakan sawah.

“Tidak ada yang kalah kita di Konawe kalau terkait emas putih. Kalau emas kuning kita simpan satu gudang, dalam kondisi pandemi ini warga tidak terlalu membutuhkan itu. Tapi kalau beras, semua butuh. Emas putih inilah yang akan menjadi masa depan perekonomian bagi warga Konawe,” yakin tandem Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa itu.

Dari sisi produktivitas, Ketua DPD PAN Konawe itu menambahkan, setiap kali melakukan panen, petani daerah mampu menghasilkan hingga 150 ton beras dalam setahun. Jumlah itu didapat dari semua basis persawahan di Konawe yang dibagi menjadi tiga klaster. Yakni klaster selatan, tengah dan barat. Basis persawahan yang termasuk dalam klaster selatan, meliputi Kecamatan Uepai, Lambuya, Puriala dan Onembute. Adapun klaster tengah, meliputi kecamatan Unaaha, Wawotobi, Konawe, Anggotoa, Anggaberi, Meluhu dan Pondidaha. “Klaster barat mencakup Kecamatan Tongauna, Tongauna Utara, Asinua, Padangguni serta Abuki,” tandas Gusli Topan Sabara. (b/adi)

Potensi Persawahan di Konawe :

  • Luas lahan produksi sawah irigasi teknis : 40.956 hektare.
  • Lahan belum digarap : 100 ribu hektare.
    *) Belum termasuk lahan kering tanpa saluran irigasi.
  • Produksi padi petani : hingga 150 ton beras setahun. Jumlah itu dari tiga klaster basis persawahan :
  • Klaster Selatan : Uepai, Lambuya, Puriala dan Onembute.
  • Klaster Tengah : Unaaha, Wawotobi, Konawe, Anggotoa, Anggaberi, Meluhu dan Pondidaha.
  • Klaster Barat : Tongauna, Tongauna Utara, Asinua, Padangguni serta Abuki.

Tinggalkan Balasan