Pertumbuhan Ekonomi Sultra Melambat

Fasilitas penampung peti kemas yang terletak di kawasan Pelabuhan Nusantara Kendari. Kegiatan ekspor dan impor dinilai menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi Sultra selama pandemi.

KENDARINEWS.COM — Pengamat Ekonomi Sultra, Dr. Syamsir Nur, SE., M.Si memprediksi, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada kuartal ketiga tahun 2020 masih akan mengalami perlambatan. Namun, dibandingkan ekonomi nasional, perekonomian Sultra masih akan tumbuh lebih baik.

“Pertumbuhan ekonomi Sultra yang melambat salah satunya dapat dilihat dari aspek pengeluaran agregat. Ekonomi Sultra selama ini ditopang oleh sektor konsumsi. Pembatasan mobilitas dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan aktivitas konsumsi mengalami penurunan,” ujar Dr Syamsir, Minggu (4/10).

Pada sisi investasi, lanjut dia, karakteristik investasi di Sultra rata-rata berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Karena kurva penularan Covid-19 terus menunjukkan peningkatan, menyebabkan para pelaku ekonomi swasta masih memiliki kekhawatiran untuk berinvestasi. Para investor yang masih wait and see memilih menunda beberapa kegiatan investasi di Sultra. Akibatnya, sektor produksi belum bisa pulih dan mengakibatkan rendahnya penyerapan tenaga kerja.

Namun, kata dia, ada beberapa sektor yang dinilai dapat menahan perlambatan ekonomi di Sultra. Salah satunya kegiatan ekspor dan impor yang diperkirakan masih tumbuh dengan baik. Hal itu ditandai dengan membaiknya perekonomian Tiongkok yang merupakan mitra dagang terbesar Sultra.

“Saat ini ekonomi Tiongkok sudah lebih pulih dibanding Indonesia. Kita berharap ekspor dan impor bisa menopang pertumbuhan ekonomi Sultra,” imbuhnya.

Selain itu, sektor paling dominan yang diharapkan bisa menggerakkan ekonomi daerah yakni dari sisi belanja pemerintah. Sejauh ini, belanja pemerintah yang dialokasikan pada upaya pemulihan ekonomi daerah, nilainya cukup besar. Terutama belanja untuk mendorong tumbuhnya sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Ada tiga faktor yang menentukan sejauh mana pemerintah bisa menahan laju perlambatan ekonomi. Yakni alokasi belanja sosial yang diharapkan bisa memperbaiki daya beli, dukungan UMKM, dan upaya pemulihan ekonomi daerah,” terangnya.
Hal yang tidak kalah penting, menurut Syamsir, adalah bagaimana memastikan agar stimulus fiskal difokuskan pada kesehatan. Pemerintah harus mampu melindungi kehidupan rumah tangga, sektor riil, dan keuangan. (uli/b)

Tinggalkan Balasan