Dikunjungi Turis Mancanegara, Festival Budaya Tua Buton Mendunia

Gubernur Sultra, Ali Mazi (kiri) disambut hangat Pemkab Buton saat menghadiri penutupan Festival Budaya Tua Buton. Tampak Bupati Buton, La Bakry (dua dari kiri) dan Wakil Bupati Buton, Iis Eliyanti (tiga dari kiri) menyambut kedatangan Gubernur Sultra, Ali Mazi.

KENDARINEWS.COM — Gelaran Festival Budaya Tua Buton memasuki tahun ketujuh. Perhelatan festival yang melibatkan 5.000 penari kolosal, ratusan panitia dan puluhan lembaga mitra itu berlangsung mulai 19 hingga 24 Agustus. Perhelatan akbar yang mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara.

Gubernur Sultra, Ali Mazi bersama istri Agista Aryani yang turut hadir dalam seremoni penutupan dibuat terpukau, Sabtu (24/8). Decak kagum tak henti-hentinya terlontar dari keduanya tatkala menyaksikan ribuan siswa siswa di Buton menampilkan gerak ritmis tarian tradisional. Ali Mazi dan istri Agista Aryani paham bukan perkara mudah membuat ribuan orang kompak dalam satu gerakan koreografi.

Pertunjukan tari kolosal oleh 5.000 penari di pelataran kompleks Takawa kantor Bupati Buton menjadi penutup spektakuler di depan ribuan penonton. Gubernur Sultra, Ali Mazi dari tribun utama terlihat sangat terhibur. “Pertama saya ingin bilang bahwa ini adalah festival terbesar yang ada di Sultra. Luar biasa. Kita yang menonton sampai merinding,” puji Ali Mazi.

Festival itu kata dia menegaskan bahwa Buton adalah pulau dengan pesona budaya yang luar biasa. Bahkan event itu telah mampu menggaet turis manca negara. Itu merupakan magnet budaya yang harus terus dipertahankan. Terlebih festival Budaya Tua Buton sudah masuk dalam kalender pariwisata nasional. “Festival ini skalanya lokal di Buton, tapi gaungnya sudah mendunia. Terbukti dengan banyaknya turis manca negara datang untuk menyaksikan. Inilah Buton, mampu berbicara di pentas internasional melalui budayanya,” kata Ali Mazi.

Ia tak menampik bahwa festival semacam itu juga terselenggara di beberapa daerah di Pulau Jawa. Namun, festival Budaya Tua Buton dikemas lebih menarik dengan nuansa kebudayaan yang khas. “Dengan mengangkat tema-tema budaya Buton, merupakan upaya mempertahankan tradisi leluhur kita sebagai masyarakat Buton,” tegas Ali Mazi.

Tinggalkan Balasan