KENDARINEWS.COM—Koordinator Divisi (Kordiv) Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat (Parmas) dan Sumber Daya Manusia (SDM) KPU Sultra, Amiruddin mengatakan, pihaknya masih menunggu juknis tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ulang jika kotak kosong mengalahkan calon tunggal di Pilkada 2024.
“Kita masih tunggu regulasinya. Kemarin baru hasil rapat dan masih akan dibahas lebih lanjut oleh legislatif, pemerintah dan penyelenggara pemilu,” ungkap Amiruddin.
Amiruddin mengaku, pihaknya akan menjalankan apapun keputusan yang dihasilkan dari hearing tersebut terlebih jika menghasilkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) terkait Pilkada.
“Kalau ada hasilnya pasti didaerah akan kita tindak lanjut. Apalagi di Sultra terdapat satu daerah yang pasangan calon kepala daerah nya akan melawan kotak kosong yakni di Kabupaten Muna Barat. Ini akan menjadi perhatian kita,” kata Amiruddin.
Terpisah, Pengamat Politik Andi Awaluddin Ma’ruf menilai, wacana Pilkada ulang jika kotak kosong mengalahkan Paslon kepala daerah dalam Pilkada sangat baik untuk menjaga nilai demokrasi di Indonesia.
“Ide dari DPR itu sangat brilian karena bisa memberikan ruang bagi masyarakat untuk berkontestasi dalam Pilkada 2024,” ungkap Andi Awaluddin Ma’ruf.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) menambahkan, jika wacana Pilkada ulang ini disah kan maka tidak ada ruang bagi Penjabat (Pj) memimpin suatu daerah dalam kurun waktu lima tahun seperti yang terjadi dibeberapa daerah di Indonesia hasil Pilkada 2017 lalu.
“Kepemimpinan Pj jika dibandingkan dengan kepala daerah definitif tentu berbeda. Contoh kecinya seorang Pj tidak bisa melakukan mutasi pegawai. Kondisi ini tentunya mempengaruhi kinerja pemerintahan. Dan masih ada beberapa batasan lainnya. Berbeda dengan kepala daerah definitif yang lebih leluasa untuk mengakselerasi jalannya pemerintahan,” kata Awaluddin Ma’ruf.
Menanggapi pertarungan kotak kosong melawan Paslon calon kepada daerah di Kabupaten Muna Barat (Mubar), Awaluddin menilain menjadi sesuatu hal yang wajar dalam perpolitikan.
“Itu menunjukkan as Danya dominasi dari calon kepala daerah yang hanya akan melawan kotak kosong,” ungkap Awaluddin.