KENDARINEWS.COM — Komunikasi politik Ridwan Bae dan Tina Nur Alam disebut-sebut renggang. Ditengarai keduanya ambisi berhasrat maju di Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara 27 November 2024 sebagai 01. Adu opini di publik Ridwan Bae sebagai 01 dan Tina Nur Alam juga 01, tak terelakan. Potensi duet kedua anggota DPR RI itu di panggung Pilgub Sultra, menjadi terbelah.
Kondisi kurang harmonis keduanya mencuat paska Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024. Ridwan Bae yang maju di Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sultra, melalui pintu Golkar, kembali menang dengan perolehan 84.448 suara. Sementara Tina Nur Alam lewat pintu Partai NasDem juga berhasil mengamankan 1 kursi DPR RI dengan perolehan 68,683 suara.
Pengamat politik Sultra Awaluddin Ma’ruf mengatakan, pecahnya hubungan Ridwan Bae dan Nur Alam tidak lepas dari hasil perolehan kursi DPRD Provinsi maupun DPR RI pada Pemilu 14 Februari lalu. Ridwan Bae dengan kekuatan Golkar meraih 6 kursi DPRD Provinsi, merupakan modal besar untuk maju di Pemilihan Gubernur Sultra sebagai 01. Demikian Tina Nur Alam sebagai kader NasDem. Parpol besutan Surya Paloh itu juga meraih 6 kursi.
“Ego politik Ridwan Bae maupun Tina Nur Alam maju sebagai 01, sangat menggebu-nggebu. Karena masing-masing didukung perangkat mesin parpol yang sangat kuat. Dari 6 kursi kemudian mencari 3 kursi untuk koalisi bukan hal sulit,” kata Awaludin Ma’ruf, Sabtu (23/3).
Potensi bersatunya Ridwan Bae dan Nur Alam di pilgub Sultra, kata dia, sangat sulit. Selain ego politik hasil pemilu lalu, juga terdapat faktor lain. Posisi NasDem saat ini sebagai petahana Gubernur Sultra, pasti berusaha maksimal mendorong kadernya kembali maju bertarung di pilgub. Raihan 6 kursi kembali menguatkan instrumen NasDem dalam melanggengkan kekuasaan di Sultra.
“Meskipun Ali Mazi sudah berakhir masa jabatannya sebagai Gubernur, namun dia tetap bekas Gubernur dari NasDem. Nah, kekuatan 6 kursi membuka lebar peluang bagi NasDem mengusung figur internal. Entah Tina Nur Alam, atau siapa yang pastinya kader yang ketika diusung pasti berlandaskan potensi menang,” ujarnya.
Hal serupa terjadi di tubuh partai Golkar. Jauh-jauh hari, DPP Golkar telah memberikan surat tugas kepada Ridwan Bae sebagai kader yang dipersiapkan maju di pilgub Sultra 2024. DPP Golkar melihat potensi Ridwan Bae begitu besar untuk memenangkan hati rakyat Sulawesi Tenggara. Ditunjang hasil Pileg 14 Februari 2024, Golkar menorehkan 6 kursi dan Ridwan Bae kembali berhasil terpilih, sebuah sinyal bahwa parpol dengan lambang beringin itu, perkasa dan sangat mustahil tidak mendorong Ridwan Bae maju sebagai 01 di pilgub Sultra akhir tahun ini.
“Jika disisa waktu yang beberapa bulan ini, lobi-lobi politik antara Ridwan Bae dan Tina Nur Alam tidak menemui hasil yang bermuara pada kongsi, kemungkinan besar keduanya menempuh jalan masing-masing, maju sebagai 01 dan berkoalisi dengan parpol lain,” jelas Awaluddin Mar’uf.
Terpisah, Tina Nur Alam mengatakan komitmen maju di pilgub Sultra sebagai 01. Dia menutup pintu sebagai 02.
“Maju sebagai 01 bukan wakil,” tegas Tina Nur Alam.
Politisi NasDem ini mengaku telah menjalin komunikasi intens dengan parpol lain, untuk memperoleh dukungan di pilgub Sultra. Beberapa petinggi parpol dengan jumlah kursi signifikan di DPRD Sultra, ia temui.
“Ini bentuk keseriusan saya maju di pilgub. Makanya saya terus membangun komunikasi dengan parpol agar nanti dimudahkan meraih dukungan,” ujarnya.
Terpisah, Ridwan Bae mengaku enggan berkomentar terkait pernyataan Tina Nur Alam yang berambisi maju sebagai 01.
“Untuk saat ini saya belum bisa berkomentar. Nanti ya,” kata Ridwan Bae, kemarin.
Diketahui, Golkar dan NasDem di level DPRD Provinsi sama-sama berjaya dengan raihan 6 kursi. Butuh 3 kursi untuk mencukupi parlement treshold 20% mengusung figur di Pilgub Sultra. Namun dengan posisi 6 kursi tersebut sebagai kekuatan yang cukup ideal modal awal menatap Pilgub 27 November 2024. (ali).