11 Kecamatan di Konawe Fokus Sosialisasi Penanganan Stunting

KENDARINEWS.COM — Stunting menjadi masalah gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi terhadap Balita. Anak terindikasi stunting memiliki postur tubuh lebih kerdil dibandingkan seumurannya. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe terus melakukan berbagai upaya agar kasus stunting di daerah itu bisa ditekan. Tahun 2022 ini, Pemkab akan melakukan intervensi penanganan stunting pada 49 desa di 11 kecamatan.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Konawe, Tam Sati Sam mengatakan, Pemkab sangat serius memberi perhatian terkait pencegahan serta penanganan stunting. Pihaknya bahkan telah membentuk tim khusus penanganan stunting di tingkat kabupaten hingga level pemerintah desa/kelurahan. Tim yang melibatkan lintas sektoral itu punya tugas melakukan sosialisasi penanganan stunting di lokasi yang telah ditentukan. 11 kecamatan fokus sosialisasi tersebut, yakni di Soropia, Kapoiala, Amonggedo, Pondidaha, Wonggeduku Barat, Konawe, Lambuya, Puriala, Abuki, Padangguni, serta Asinua.

“Pencegahan stunting dimulai dari hulu ke hilir. Artinya, program pencegahan stunting yang kami lakukan itu mulai dari sosialisasi kepada calon pengantin atau para remaja, ibu hamil, pasca melahirkan dan orang tua yang memiliki bayi umur 0-59 bulan,” ujarnya, Rabu (25/5). Tam Sati Sam menjelaskan, kasus stunting terjadi mulai dari dalam kandungan, namun baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Penyebabnya, faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik. Terutama, pola pemberian makan sang bayi yang tidak memenuhi asupan gizi yang cukup.

“Ibu yang masa remaja atau saat kehamilannya kurang nutrisi, punya pengaruh terhadap pertumbuhan tubuh maupun otak anaknya. Faktor lainnya, bisa juga disebabkan terjadinya infeksi pada sang ibu, jarak kelahiran yang pendek, bahkan hipertensi,” beber mantan Camat Amonggedo itu. (c/adi)

Tinggalkan Balasan