
KENDARINEWS.COM–Proyek jalan nasional di Desa Samandete Kecamatan Oheo dibawah naungan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapat sorotan dari legislator Konawe Utara.
Pasalnya, ruas jalan trans Sulawesi yang menghubungkan antara Konawe Utara dan Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah mengalami antrian panjang akibat proyek peningkatan jalan yang tidak mempertimbangkan aspek cuaca dalam proses pembangunan.
Ketua DPRD Konut Ikbar mendesak pihak rekanan proyek pekerjaan jalan yang anggarannya bersumber dari APBN diminta dikerja tak asal-asalan yang menimbulkan kemacetan yang panjang hingga berjam-jam. “Dari jembatan di Desa Sambandete itu jalannya licin dan rusak sekitar 1 kilo lebih. Bahkan kendaraan mereka harus ditarik karena licin. Mereka gunakan material tanah, sedikit turun hujan langsung licin,”sorot Ketua DPRD Konut, Ikbar.
Antrian panjang di Desa Samandete Kecamatan Oheo bias dari proyek jalan nasional harus dievaluasi dari pihak rekanan. Sebab, bila dibiarkan berlarut-larut kondisinya akan kian menghawatirkan. Terutama ruas jalan tersebut merupakan salah satu akses jalan utama.
“Bagaimana bila ada warga yang sakit mau dirujuk ke rumah sakit kabupaten atau provinsi. Pasti mereka harus antrian berjamjam,” ujarnya. Politisi PBB mendesak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XXI dan PPK nya untuk segera mengevaluasi pihak rekanan yang mengerjakan pekerjaan proyek tersebut.
Hal senada diungkapkan Anggota Komisi II DPRD Konut, Safrin. Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap kegiatan proyek jalan nasional di Desa Samandete Kecamatan Oheo.
“Sebaiknya kontraktor harus memperhitungkan dan mempertimbangkan secara matang. Jalan yang dibenahi itukan sementara digunakan pengguna jalan. Penggunaan material harus memiliki kualitas bagus. Jangan material yang asal-asalan. Mestinya material yang digunakan tanah bercampur kerikil, tapa yang saya lihat tanah mentah semua,”kata Safrin.
Penanggungjawab pekerjaan oleh BPJN XXI diminta melakukan evaluasi terhadap material yang digunakan oleh rekanan. Jangan sampai bahan yang digunakan tidak sesuai spesifikasi.
“Kita sangat berharap penanggungjawab proyek, turun tangan melakukan pengawasan jangan sampai ada unsur kesengajaan kontraktor nakal, kalau perlu diberhentikan sementara,”pungkasnya. (min)