KENDARINEWS.COM–Kepadatan penumpang terlihat di Pelabuhan Feri dan Dermaga Fiber Desa Tobaku, Kecamatan Katoi Kabupaten Kolaka Utara (Kolut). Para penumpang itu diketahui akan melintas ke Siwa, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Selasa (18/5), kurang lebih 200 penumpang batal berangkat karena terbatasnya jumlah armada yang beroperasi.
Untuk armada feri yang sandar di Pelabuhan Tobaku hanya KMP Camellia. Transportasi laut itu berangkat pukul 09.30 Wita dan hanya melayani sekali penyeberangan. Itu karena ada peringatan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) akan potensi cuaca buruk pada sore hari di Perairan Siwa. Kepala Dinas Perhubungan Kolut, Ir. Junus, mengatakan, penjualan tiket penumpang feri dibatasi hanya berjumlah 200 orang plus kendaraan roda empat dan dua sesuai kapasitas ruang parkir armada.
Penumpang yang batal berangkat bisa mendatangi pelabuhan Tobaku hari ini dan dipastikan terdapat dua feri yang beroperasi. “Tidak bisa dipaksakan pergi-pulang. Karena kondisi cuaca buruk saat sore di Siwa. Kalau di Kolut tidak masalah. Jadi KMP New Rose tiba di Kolut dan nanti besok (hari ini) baru berangkat ke Siwa,” ujarnya.
Ratusan penumpang dan kendaraan pribadi roda empat dan dua serta angkutan barang, terlihat masih memilih bertahan di area dermaga. Semenyata untuk armada fiber, Junus telah menghubungi pihak MV Trans JB agar bisa dua kali melakukan pemberangkatan. Opsi itu jadi pertimbangan karena waktu tempuh lebih singkat dibanding jika penumpang menggunakan jasa kapal feri.
Di pelabuhan, terdapat kurang lebih 50 orang batal berangkat dan beberapa orang terlihat masih bertahan. Kapasitas angkutan orang untuk kapal fiber disebut Junus hanya maksimal 150 orang. Junus menekankan pada pihaknya serta pengelola kapal fiber agar tidak terjadi over kapasitas yang borpotensi mendatangkan masalah dalam pelayaran saat melintasi perairan Teluk Bone.
Sementara itu Kabagops Polres Kolut, AKP Aswar Anas, yang dijumpai di lokasi kawasan pelabuhan mengingatkan agar pihak perusahaan penyeberangan tidak coba-coba melakukan penjualan tiket melebihi kapasitas kapal. Ia juga mengancam agar tidak ada pihak menjadi calo. “Tidak ada calo, saya tangkap kalau ada,” ancam Ajun Komisaris Polisi itu.
Posko penyekatan arus mudik pada operasi ketupat yang didirikan di pelabuhan sebelumnya telah dibubarkan sesuai batas waktu tugas hingga 17 Mei lalu. Untuk dapat terus memantau situasi di kawasan penyeberangan, jajarannya bersama beberapa instasi Pemkab masih mendirikan Posko kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus corona.
“Posko ini juga disiagakan di perbatasan Kolut-Kolaka dan Batu Putih-Malili, Luwu Timur (Sulsel). Setiap pelintas bakal diperiksa suhu tubuh dan jika ada indikasi terpapar virus corona, diminta putar balik atau diisolasi untuk menghindari potensi penularan,” tandas AKP Aswar Anas. (b/rus)