JAKARTA, KENDARINEWS.COM–Perkembangan peniadaan mudik setelah masuk ke masa pelarangan mudik cukup menggembirakan. Terjadi penurunan jumlah penumpang pada semua moda transportasi. Rata-rata turun hingga lebih dari -61 persen. Jumlah kendaraan harian yang keluar dari Jakarta juga turun hingga -33,1 persen.
Penyekatan untuk pengetatan mobilitas dilakukan di 381 lokasi oleh Korlantas Polri, ditambah pengetatan wilayah oleh beberapa provinsi untuk mobilitas antar kabupaten/kota, terpantau efektif menekan jumlah masyarakat yang akan mudik. Melalui Operasi Ketupat 2021, pada 6-8 Mei lalu, sekira 113.694 kendaraan diperiksa, 41.097 kendaraan diminta putar balik, pelanggaran travel gelap 346 kendaraan.
“Tetapi, mobilitas antar wilayah dalam aglomerasi tidak memerlukan surat bebas Covid dan surat izin perjalanan (SIKM). Sementara, kebijakan untuk tempat wisata yaitu untuk yang berada di zona merah dan oranye, dilarang untuk buka/operasi. Sedangkan di zona lain, diizinkan beroperasi dengan kapasitas maksimal 50 persen dan penerapan Prokes 3M secara ketat,” ujar Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas Presiden Penanganan Pandemi Covid-19, di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/05/2021).
Di tempat yang sama, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, secara umum kebijakan pelarangan/ peniadaaan mudik diterima cukup baik masyarakat. Menhub mengapresiasi Polri, TNI dan Pemda yang melakukan penyekatan yang baik. Indikatornya, pada masa pra larangan mudik (22 April-5 Mei) terjadi kenaikan jumlah penduduk yang keluar dari daerah asalnya (sekira 20 persen-30 persen), karena pemerintah memberi syarat lebih ketat untuk hasil tes hanya berlaku 1 hari.
Hal itu menyebabkan para pemudik memajukan mudiknya sebelum 6 Mei, sehingga setelah tanggal itu terjadi penurunan signifikan jika dibandingkan masa pra-larangan mudik. Rinciannya, jumlah rata-rata penumpang harian untuk angkutan jalan (-83,4 persen), angkutan laut (-33,9 persen), angkutan udara (-93,5 persen), penyeberangan (-65 persen), dan kereta api (-56 persen).
“Kami juga membahas rencana kepulangan dari daerah mudik, (diperkirakan) sebanyak 22 persen atau sekitar 3,6 juta pemudik akan balik pada H+2, jadi yang akan kami usulkan, harus ada yang menunda kepulangan supaya tidak semuanya bertemu di waktu dan lokasi yang sama,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi.
Selain itu, juga dilakukan tracing pada beberapa lokasi yang memiliki konsentrasi pemudik besar. “Khusus untuk mereka yang melakukan perjalanan darat (kami sarankan) harus diberi vaksin gratis. Sedangkan, untuk udara proses tracing-nya lebih pendek, jadi nanti akan dibahas,”jelasnya. Mengenai kepulangan PMI, baik di Kep. Riau maupun Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat, Kemenhhub akan menyediakan kapal dan bis untuk mengantar mereka sampai ke tujuan akhir. Pangdam akan mengambil alih di Kepri dan Kalbar. “Untuk penggunaan pesawat udara tidak ada lagi penerbangan carter di masa peniadaan mudik ini,” tegasnya. (rep/fsr/hls)