KENDARRNEWS.COM — Potensi perikanan di Kota Baubau sangat menjanjikan. Itu didukung dengan letak geografis Kota Baubau sebagai daerah kepulauan. Sehingga hasil ikan di wilayah eks Kesultanan Buton tersebut cukup besar dan menjanjikan. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau melalui instansi teknis, Dinas Perikanan, berencana membangun gedung sentral perikanan terpadu.
“Semua akan dibangun pada satu kawasan. Mulai dari gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI), gudang cold storage, balai benih, tempat pendaratan ikan dan lainnya,” kata Kepala Dinas Perikanan Kota Baubau, Ruslan RZ, Selasa (30/3). Rencana pembangunan sentral perikanan terpadu sedang dalam tahap pemantauan lokasi. Lahan seluas 11 hektare yang sebelumnya telah disiapkan, ditinjau kembali. Sebab sebagian lahan tersebut telah terpakai untuk pembukaan akses jalan by pass.
“Pernah disiapkan lahan sekitar 11 hektare di Kelurahan Lakologou. Tapi karena ada pembangunan jalan By Pass sebagian besar lahanya diambil. Makanya kita lihat kembali. Dengan sisa lahan yang ada apa yang nantinya kita akan bangun. Tapi rencananya untuk tempat setral perikanan terpadu. Kita tinggal menunggu hasil rancangan tata ruang wilayah (RTRW) Kota Baubau yang sementara sedang direvisi untuk memastikan itu,” sambung Kadis Perikanan.
Kota Baubau memang telah memiliki TPI Wameo sebagai tempat bongkar muat dan penyimpanan ikan. Namun kondisi TPI Wameo tidak dapat menampung seluruh hasil ikan yang masuk di Kota Pemilik Benteng Terluas di Dunia itu. Sebab, nelayan yang melakukan bongkar muat ikan bukan hanya nelayan Baubau namun juga dari daerah tetangga. Seperti nelayan dari Kabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Tengah dan Buton Utara. Makanya jumlah yang masuk di Kota Baubau dalam sehari bisa mencapai lima ton (di hari biasa) hingga 10 ton saat musim ikan. “Nantinya TPI Wameo tetap akan dipakai juga. Hanya kita inginkan lebih dari daerah lain. Karena Baubau ini sentral dari berbagai daerah,” tutup Ruslan RZ. (b/ahi)