KENDARINEWS.COM — Harapan masyarakat Konawe terbebas dari banjir musiman, segera terwujud. Mega proyek Bendungan Pelosika di Kecamatan Asinua akan terealisasi dalam waktu dekat. Saat ini, tahapan pembangunan bendungan tersebut memasuki tahap studi kelayakan rencana proyek yang akan dibangun (feasibility study). Wakil Bupati (Wabup) Konawe, Gusli Topan Sabara, mengatakan, feasibility study bendungan Pelosika menghabiskan anggaran Rp 58 miliar yang pendanaannya berasal dari bantuan negara Tiongkok.
Feasibility study tersebut, katanya, bertujuan untuk memahami secara menyeluruh semua aspek proyek, konsep maupun perencanaan atas konstruksi yang hendak dibangun itu. “Feasibility study itu untuk menentukan apakah setelah mempertimbangkan semua faktor penting, proyek tersebut apakah layak atau tidak untuk dikerjakan,” papar Gusli Topan Sabara, Kamis (18/3). Ia menyebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe terus mendorong percepatan pembangunan bendungan raksasa di kecamatan Asinua tersebut yang diproyeksi menghabiskan APBN hingga Rp 4,5 triliun. Hanya saja, dirinya belum bisa memastikan ihwal kapan pengerjaan bendungan Pelosika bisa dimulai. Apalagi, pembangunan bendungan itu sempat keluar dari list proyek strategis nasional (PSN) yang bakal dibangun di Sulawesi Tenggara. Namun besar harapannya, bendungan Pelosika bisa kembali masuk daftar proyek yang dibangun tahun ini.
“Kalau masuk PSN, artinya selain untuk kepentingan rakyat, juga sekaligus menjadi lumbung ketahanan pangan nasional. Bahkan lumbung ekonomi daerah dan nasional,” sambung Gusli Topan Sabara. Saat ini pula, lanjut mantan Ketua DPRD Konawe itu, proyek pembangunan Bendungan Pelosika dalam tahap revisi rencana tata ruang wilayah (RTRW) Konawe dan pastinya menjadi skala prioritas Pemkab. Ia pun menjelaskan, ada sekira 10 desa yang terdampak pembangunan proyek tersebut. Pemkab Konawe telah merekomendasikan desa-desa itu nantinya direlokasi pada sekitaran Bendungan Pelosika yang telah kelar dibangun. Dengan demikian, di areal bibir waduk itu nantinya bisa didesain menjadi kawasan desa adat ataupun wisata.
“Bendungan Pelosika itu akan mampu mengairi kurang lebih 21 ribu hektare sawah. Artinya, yang tadinya kita punya luas lahan hanya sekira 40 ribu hektare sawah irigasi teknis, dapat meningkat hingga 60 ribu hektare. Kalau itu tuntas, mungkin produksi beras kita dari 114 ribu ton, bisa naik sampai 150-200 ribu ton. Ini berbicara beras ya, bukan gabah,” imbuh Gusli Topan Sabara. Sebagai gambaran, Bendungan Pelosika yang jika nantinya selesai dikerja digadang-gadang dapat mereduksi banjir musiman di Konawe. Kapasitas daya tampung airnya mencapai 800 juta meter kubik. Areal genangannya mencapai 5 ribu hektare. Kapasitas air baku yang disediakan mencapai 750 liter perdetik. Selain itu, bendungan Pelosika akan menjadi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 21 Megawatt. (b/adi)