Pertumbuhan PDRB Konawe Tertinggi se-Sultra di Masa Pandemi

KENDARINEWS.COM — Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Konawe masih kokoh memuncaki grafik laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) dari 17 kabupaten/kota se-Sultra tahun 2020. Trennya masih positif, meski mengalami pelambatan akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2019, laju pertumbuhan PDRB Konawe berada pada posisi 11,84 persen dan menjadi 6,42 persen di tahun 2020.

“Kalau trennya memang semua daerah melambat karena adanya pandemi Covid-19 pada tahun lalu. Tapi suatu kesyukuran di Konawe, laju PDRB masih positif. Padahal, hampir semua daerah di Sultra grafiknya mendekati nol bahkan ada yang minus,” ujar Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa kepada Kendari Pos, Jumat (26/2).

Kery menuturkan, strategi membangun Konawe, berdasarkan prinsip dasar pembangunan yang merujuk pada Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Otonomi Daerah (Otoda). Dalam UU tersebut memiliki tiga semangat. Yakni, bagaimana meningkatkan pelayanan publik, daya saing daerah serta kemandirian daerah.

Bupati Konawe dua periode itu menyebut, kemandirian daerah tersebut salah satunya diukur dari sejauhmana mampu menghadapi berbagai tantangan dan risiko yang terkadang tidak bisa diprediksi kapan terjadi. “Termasuk risiko Covid-19 ini, banjir ataupun bencana alam lainnya. Kita masih kuat. Masyarakat kita masih mampu dari segi daya beli. Sektor manufaktur kita juga masih mampu berproduksi. Itulah bedanya kita di Konawe dengan daerah lain di Sultra,” ungkap Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPW PAN Sultra itu.

Sementara itu, Sekretaris Kabupaten (Sekab) Konawe Ferdinand Sapan, menjelaskan, Covid-19 sudah pasti berimbas pada melambatnya laju PDRB wilayah se-Sultra. Namun Konawe, katanya, grafik PDRB masih lebih baik ketimbang daerah lainnya.

Ia menyebut, salah satu kemungkinan penyebab laju PDRB di daerah lain yang grafiknya mendekati nol bahkan minus, karena wilayah-wilayah di luar Konawe tersebut bukan merupakan daerah produksi. “Mungkin selama ini, wilayah diluar Konawe itu hanya mengandalkan sektor jasa. Termasuk, wilayah-wilayah Kendari, Bau-bau bahkan Kolaka. Jadi begitu sektor jasa terdampak Covid-19, sektor lain ikut kena (terdampak). Artinya, mereka tidak punya alternatif lain untuk menopang pertumbuhan ekonominya,” argumen Ferdinand Sapan.

Lantas mengapa laju pertumbuhan PDRB di Konawe masih positif ? Ferdinand mengemukakan, Konawe merupakan daerah produksi sehingga dampak pandemi tidak begitu dirasakan oleh masyarakat. Katanya, laju PDRB di Konawe hanya melambat sekira 5 persen pada tahun 2020 berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan BPS. Konawe sebagai daerah produksi, lanjutnya, tak sekadar mengandalkan sektor pertanian saja namun, juga bertumpu pada sektor manufaktur sebagai penopang perekonomian di wilayah setempat.

“Manufaktur itu ialah industri. Tapi bukan yang ada di Kecamatan Morosi. Ada juga industri lain, seperti pengolahan. Termasuk sawit dan penggilingan padi. Itu kan industri pengolahan semua. Itu yang mendorong dan menopang angka pertumbuhan ekonomi Konawe. Alhasil, dalam situasi seperti sekarang ini, kemampuan daya beli masyarakat kita di Konawe masih kuat,” beber Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Konawe itu.

Faktor lain yang membuat perekonomian di Konawe masih menggeliat, sambung Ferdinand, yakni aspek kemandirian daerah yang didukung oleh kebijakan politik penganggaran di Konawe yang sedikit berbeda dibanding politik penganggaran daerah lain. Perbedaan tersebut salah satunya, fokus pemkab Konawe mendorong sektor pertanian, agar mampu menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat. (adi/adv).

Tinggalkan Balasan