KENDARINEWS.COM — Tahun 2021 mendatang, pabrik produksi kakao di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) dipastikan sudah mulai beroperasi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mulai memproyeksi upaya kerja sama dengan pihak perusahaan asing asal Prancis. Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kolut, Ismail Mustafa, menjelaskan, rencana kerja sama dengan pihak perusahaan asing itu dalam bentuk penjualan biji kakao fermentasi. “Sudah dibicarakan sebelumnya namun terkendala berbagai faktor, termasuk pemenuhan kuota permintaan hingga situasi pandemi Covid-19. Tahun kami kami upayakan menjalin kontrak dengan pihak perusahaan asal Prancis itu,” optimis Ismail Mustafa, Jumat (27/11).
Rencana kerja sama itu awalnya melalui salah satu Non Governmnet Organization (NGO) yang telah berhasil membina petani dalam pengolahan dan pemasaran komoditas pertanian di Bali. Ada dua pasar disebutkan Ismail yakni berupa fermentasi dalam bentuk kakao bubuk. “Kita beli biji kakao basah petani lalu dibawa ke pabrik, difermentasi sesuai standar lalu digudangkan,” tuturnya.
Pemkab Kolut baru berupaya membangun kontrak kerja sama, karena kakao hasil revitalisasi yang ditanam pada awal program sudah berbuah dan bakal disusul tahun tanam selanjutnya.
Gerakan pemasaran tersebut akan berjalan bertahap. Pabrik kakao di Ponggiha memang tidak akan memproduksi dalam jumlah banyak. Makanya perlu membuka ruang kerja sama dengan pihak swasta. “Saya pikir ini sekadar memberi sinyal ke para petani agar jangan ragu menanam kakao. Mari sukseskan revitalisasi untuk kesuksesan kita semua dan mendorong peningkatan perekonomian,” pungkas Ismail Mustafa. (c/rus)