Mutu Teruji, Universitas Terbuka Pencetak CPNS Terbanyak

KENDARINEWS.COM — Badan Kepegawaian Negara (BKN) baru saja merilis data jumlah peserta yang lulus tes CPNS 2019. Dari jumlah 138.791 peserta yang lulus, sekitar 9.436 di antaranya merupakan alumni Universitas Terbuka (UT).

Hal ini pun direspon gembira Rektor UT Prof Ojat Darojat, M.Bus, Ph.D. Menurut Ojat, banyaknya lulusan UT yang lulus CPNS 2019 tersebut memberikan tiga makna bagi UT. 

Pertama,  hal ini mencerminkan kualitas kurikulum UT yang semakin baik. Bahan ajar yang dikembangkan, layanan bantuan belajar yang diselenggarakan serta kegiatan evaluasi hasil belajar yang dirancang telah memungkinkan setiap lulusan UT memperoleh pengalaman kuliah yang optimal sesuai dengan profil kualitas lulusan yang diharapkan.

“Bahan ajar, kualitas proses pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar di UT dikawal secara jelas dan tegas serta dikendalikan melalui sistem penjaminan kualitas internal yang sangat ketat sehingga mutu lulusan UT sangat terjamin,” terang Prof Ojat di Jakarta. 

Mereka, lanjutnya, adalah orang-orang terpilih yang telah sukses menghadapi berbagai kendala dan rintangan dalam belajar jarak jauh. Keberhasilan setiap mahasiswa UT sangat tergantung pada upaya dan kerja keras mereka sendiri dengan dukungan penuh UT.  Untuk mendukung kesuksesan belajar mahasiswa, UT juga telah melakukan beragam terobosan dengan menyediakan beragam kegiatan ekstra kurikuler seperti pelatihan dan workshop keterampilan belajar jarak jauh.

Kemudian mengedukasi mahasiswa untuk meningkatkan literasi dalam bidang komputer dan internet sebagai kebutuhan utama hidup di era revolusi industri 4.0. Begitu pula dengan kegiatan-kegiatan disporseni untuk menyalurkan bakat dan minat mahasiswa.  Makna kedua bagi UT, banyaknya lulusan UT yang diterima sebagai CPNS juga mencerminkan mutu pendidikan di UT yang terstandar dan dapat diimplementasikan dengan baik di seluruh pelosok Nusantara

Dalam bahasa yang sederhana, nilai akhir mata kuliah yang diperoleh oleh mahasiswa di Pulau Jawa akan sama kualitas dan maknanya dengan nilai akhir matakuliah yang diperoleh oleh mahasiswa UT yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, serta kepulauan terpencil lainnya. 

Dalam konteks inilah, UT hadir sebagai instrumen strategis pemerintah untuk pemerataan akses pendidikan tinggi yang berkualitas di seluruh tanah air. “Lowongan CPNS yang ada di daerah merupakan ajang  bagi para alumni lulusan UT untuk berkompetisi dengan lulusan dari perguruan tinggi lainnya,” ucapnya.  

Makna ketiga, mencerminkan kapasitas UT yang mampu menerima jumlah mahasiswa yang besar (daya tampung) tanpa mengorbankan kualitas. Dengan bantuan teknologi dan model penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan UT saat ini telah memungkinkan UT membantu pemerintah dan masyarakat menyediakan lulusan yang berkualitas yang siap bersaing  pada level nasional dan global.   

Namun Ojat menegaskan,  keberhasilan ini semua bukan semata-mata karena hasil kerja UT sendiri tetapi karena adanya sinergi dan dukungan semua pihak terutama mitra kerja UT baik di pusat maupun di daerah. Operasional UT di seluruh pelosok tanah air dan bahkan di luar negeri didukung penuh oleh mitra UT yang telah terjalin selama 36 tahun sejarah perjalanan UT. 

Direktur Universitas Negeri Terbuka Ke-45 Kendari, Drs. Arifin Tahir

Sementara itu, sebelumnya Direktur Universitas Negeri Terbuka Ke-45 Kendari, Drs. Arifin Tahir mengatakan, universitas yang ia pimpin memiliki beberapa jenjang pendidikan, yaitu Diploma Tiga (D3), Diploma Empat (D4), Strata 1 (S1), dan Pascasarjana (S2).

“Mahasiswa baru bisa memilih empat fakultas. Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),” ucapnya.

Mantan Direktur Universitas Negeri Terbuka Majene itu menuturkan bahwa perguruan tinggi yang dipimpinya itu telah menerapkan sistem perkuliahan online atau jarak jauh. Bahkan sudah mengantongi akreditasi B hingga Akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT). “Di UT akreditasi program studi itu minimal B dan maksimal Akreditasi A. Adapun yang akreditasinya masih di bawah B itu adalah prodi Baru. Di UT itu tidak akan membuka Prodi jika tidak diyakini mampu mengantongi akreditasi minimal B,” ujar Arifin.

Universitas Negeri Terbuka menerapkan sistem pembelajaran yang berbeda dari kampus lainnya. Mahasiswa Universitas Negeri Terbuka akan merasakan sistem pembelajaran terbuka dan jarak jauh, sehingga lokasi tempat tinggal tidak lagi menjadi masalah utama untuk bisa melanjutkan studi.

Sistem belajar jarak jauh cukup efektif untuk meningkatkan pemerataan pendidikan, apalagi belum semua lulusan sekolah menengah mau melanjutkan studi di Perguruan Tinggi karena alasan jarak kampus. “Dengan adanya Universitas Terbuka, calon mahasiswa yang berasal dari daerah terpencil bisa merasakan pendidikan,” terangnya. (IS/KN/jpnn)

Tinggalkan Balasan