KENDARINEWS.COM–Partai Keadilan Sosial (PKS) Sulawesi Tenggara (Sultra) membidik target besar di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. Partai yang dinahkodai Yaudu Salam Ajo itu, menargetkan 9 kursi dari 4 kursi perolehan Pemilu 2019. Bermodalkan 45 komposisi figur yang di dorong bertarung di Pilrg, juga kekuatan 4 inkumbent, PKS optimistis mampu mewujudkan satu pintu (9 kursi) untuk Pemilihan Gubernur Sultra November 2024.
Ketua DPW PKS Sultra Yaudu Salam Ajo mengatakan, target 9 kursi merupakan misi rasional. Kaputusan tersebut melalui pertimbangan yang cukup matang saat Musyawarah Wilayah (Muswil). Salah satu alasannya yakni PKS memiliki komposisi figur kuat yang siap bertarung maksimal di wilayah 6 dapil se Sultra.
“Sebanyak 45 figur NasDem yang didaftarkan ke KPU, sudah mulai bekerja. Untuk lebih meningkatkan optimalisasi kerja-kerja para kader, menunggu pangumuman Daftar Calon Tetap (DCT) yang digelar 4 Oktober 2023. Lalu melakukan sosialisasi secara besar-besaran di wilayah dapil masing-masing,” kata Yaudu Salam Ajo kemarin, (17/9).
Hasil Pemilu 2019 lalu, kata dia, PKS berhasil mengukir 4 kursi di DPRD Sultra. Mereka dihuni oleh Sudirman dari dapil 1, kemudian Asrin dari Dapil 2, lalu Muhammad Polly dari dapil 4, selanjutnya Musyari dapil 5. Semua inkumbent tersebut kembali maju di Pileg 2024 melalu dapilnya masing-masing.
“Pemilu 2019 lalu, akumulasi seluruh suara dari 6 dapil sebanyak 115,495 ribu. PKS kosong di Dapil 3 Muna Raya dan Dapil 6 Konawe Raya, Insya Allah di Pileg 2024 kami target akan terisi.,”ujarnya.
Yaudu Salam Ajo menuturkan, untuk jumlah anggota DPRD di 17 Kabupaten dan Kota se Sultra sebanyak 27 kursi. Saat ditanya daerah mana saja yang kosong, Yaudu enggan berkomentar.
“Yang pastinya kami akan fokus memenangkan PKS agar terisi kursi di semua daerah,” pungkasnya.
Sementara itu, pengamat politik Sultra Dr. Najib Husain mengatakan, kurun waktu beberapa bulan terakhir, PKS dirudung polemik. Salah satu kader terbaik PKS yang juga mantan Wali Kota Kendari tersandung korupsi. Fenomena ini bagian tantangan berat PKS dalam memulihkan kekuatan komposisi internal agar kian matang menatap Pemilu 2024.
“Salah satu yang menjadi catatan kritis bagi PKS, yakni kurangnya figur yang memiliki nilai jual tinggi untuk menyerap simpati masyarakat. Ini mesti diperhatikan agar kekuatan PKS tidak teredgradasi,” kata Dr. Najib Husain Minggu (17/9).
Kendati kekuatan PKS tidak begitu menonjol, kata dia, namun saat perhitungan suara Pemilu, PKS konsisten membuahkan perolehan suara yang cukup signifikan. Hal ini tidak terlepas dari pemilih militan atau sangat loyal yang dimiliki PKS. Kader-kader maupun masyarakat yang terinfiltrasi ideologi PKS akan menjadi pemilih loyal dan sulit goyah meskipun rayuan dari parpol lain menghantui. (ali/kn)