KENDARINEWS.COM — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konawe baru saja meninjau kondisi sarana dan prasarana (Sarpras) pendidikan di wilayah terisolir, yakni di Kecamatan Routa. Peninjauan itu sekaligus monitoring dan evaluasi proses pembelajaran pada masing-masing sekolah di wilayah paling barat Konawe tersebut. Kepala Bidang Kabid (Kabid) Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Dikbud Konawe, Lalan Hendrawan, tak menampik, kondisi Sarpras di Routa masih sangat minim dibanding sekolah lain di wilayah perkotaan. Itu karena akses menuju Routa yang sulit dijangkau meskipun menggunakan kendaraan roda dua. Medan yang terjal bahkan mengharuskan pihak Dikbud Konawe menggunakan motor trail saat meninjau fasilitas sekolah di Routa.
“Kami ingin pastikan apakah proses belajar mengajar berjalan atau tidak. Kita lakukan monev sebagai implementasi kurikulum K13 dan kurikulum merdeka belajar (KMB). Kita juga melihat langsung kondisi sarpras satuan pendidikan jenjang TK, SD, dan SMP di Routa,” ujar Lalan Hendrawan, Kamis (16/2). Ia menuturkan, peninjauan Sarpras sekaligus Monev pendidikan di Routa, dilakukan Dikbud Konawe selama tiga hari. Salah satu Sarpras yang ditinjau tersebut adalah kelas jauh SDN Parubela yang berlokasi di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Transmigrasi Parudongka.
Lalan Hendrawan menyebut, saat ini sekira 92 siswa didik mengenyam pendidikan di UPT Transmigrasi tersebut. “Fasilitasnya memprihatinkan karena belum memenuhi standar. Ruang kelasnya hanya tiga. Itupun dibangun oleh pihak UPT Transmigrasi. Kepala Sekolah (Kasek) induk dan guru-guru SDN Parubela minta kepada kami agar dibuatkan sekolah baru. Insya Allah ini akan kita usulkan di Kemendikbud-Ristek,” ungkap Lalan Hendrawan.
Secara umum, dari hasil peninjauan yang dilakukan Dikbud Konawe, masih banyak satuan pendidikan di Routa perlu ditingkatkan. Mulai dari pembangunan ruang Kasek dan guru, ruang kelas belajar (RKB), ruang ibadah, perpustakaan, laboratorium, hingga jamban sekolah.
“Termasuk, pengadaan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) guna mendukung program nasional yang selalu dilaksanakan setiap tahun. Yakni, asesmen nasional (AN) guru dan siswa, serta ujian sekolah berbasis komputer (USBK),” tandasnya. (kn)