KENDARINEWS.COM — Sebanyak 15 Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kolaka Utara (Kolut) dikukuhkan di kantor Perpustakaan Daerah (Perpusda), Senin (30/11). Bupati Kolut, Nur Rahman Umar melalui Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Muh. Idrus, menyampaikan, ke depan, tantangan jenjang lembaga pendidikan itu sangat kompleks.
Tantangan dimaksud antara lain, mulai berkurangnya keteladanan dan pembiasaan dari orang tua di lingkungan keluarga. Anak juga ramai terpapar informasi yang tidak sesuai usianya akibat penggunaan teknologi tidak cerdas.

“Kedekatan orang tua dan anak kurang. Guru dan pendidik di PAUD juga kurang bisa mengembangkan kurikulum sesuai nilai-nilai karakter,” beber Idrus mengutip sambutan bupati. Tantangan lain lanjut Idrus yakni anak sering mendapat tekanan atas kemauan orang tua. Di lingkungan pergaulan kerap alami kekerasan hingga penggunaan obat terlarang. Belum lagi kerap berujar kasar baik langsung maupun di media sosial.
Ditambahkan, anak usia 5-6 tahun di Kolut masih banyak belum mengikuti PAUD. 11 persen desa yang ada di wilayah tersebut belum mendirikan fasilitas belajar itu. “Kami telah mengeluarkan Oerbup nomor 31 Tahun 2019 tentang pengolahan dan pendirian PAUD di setiap desa,” katanya. Dari sisi pendidik, 72 persen guru yang mengajar di PAUD dikemukakan tidak sesuai klasifikasi pendidikan. Makanya, mulai 2020 Pemkab memberi beasiswa kepada guru PAUD dengan masa pengabdian minimal 3 tahun untuk bisa kuliah S1.
Bunda PAUD Kolut, Dra. Hj. Nurhayani Nur Rahman, juga mengungkapkan hal senada. Pelantikan yang baru dilangsungkan harus memberi kontribusi konkret. Angka partisipasi kasar (APK) Kolut dikisarkan 70 persen dan berada di bawah rata-rata nasional yang sebesar 72,2 persen. Saat ini telah ada 120 PAUD di Kolut. Tujuh tambahan berhasil didirikan. Ia menarget satu PAUD negeri ada di setiap kecamatan. Sudah ada diantaranya dan telah terakreditasi dan mencapai 84 persen. “Data ini memperlihatkan, selain kuantitas juga dari sisi kualitas masih jauh tertinggal. Saya yakni tantangan berat ini akan kita lalui bersama,” tutupnya,
Kepala Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas Sultra, Drs. Harisman, berharap ke Pemkab agar ada satu atau dua desa percontohan ramah anak. Poin penting lainnya yang ia kemukakan, agar tidak ada kabar seorang guru yang bekerja secara sukarela hanya karena persoalan tidak mendapat perhatian. “Ada hal semacam ini di daerah lain. Di Kolut saya harap tidak ada yang demikian,” tutupnya. (b/rus)