12 Bahaya Makan Larut Malam: Dari Obesitas, Diabetes, hingga Gangguan Mood

KENDARINEWS.COM–Makan larut malam sering kali dianggap sebagai kebiasaan yang sepele, terutama setelah aktivitas melelahkan seharian. Namun, jika dilakukan terlalu sering, kebiasaan ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan serius, mulai dari obesitas hingga gangguan mood.

Makan larut malam didefinisikan sebagai konsumsi makanan setelah pukul 21.00 hingga tengah malam, bahkan lebih larut. Meski sesekali tidak menjadi masalah, melakukannya secara rutin dapat mengganggu ritme alami tubuh dan memperburuk metabolisme.

Berikut 12 Bahaya Sering Makan Larut Malam yang dilansir dari mediaindonesia.com:

1. Meningkatkan Risiko Obesitas

Saat malam hari, aktivitas fisik menurun drastis, sehingga kalori dari makanan tidak terbakar dengan optimal. Kalori berlebih tersebut akan disimpan sebagai lemak, terutama di area perut, yang memicu obesitas.

2. Mengganggu Sistem Pencernaan

Pencernaan melambat saat malam hari. Makan menjelang tidur bisa membuat perut terasa penuh, menyebabkan kembung, begah, atau bahkan gangguan lambung yang mengganggu kenyamanan tidur.

3. Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Kebiasaan ini dikaitkan dengan resistensi insulin yang memicu lonjakan gula darah. Konsumsi makanan tinggi gula atau karbohidrat sederhana sebelum tidur memperbesar risiko terkena diabetes tipe 2.

4. Asam Lambung Naik

Makanan yang belum selesai dicerna saat berbaring dapat menyebabkan refluks asam lambung atau GERD, kondisi yang menimbulkan sensasi terbakar di dada dan tenggorokan.

5. Tidur Terganggu

Tubuh yang masih bekerja mencerna makanan bisa mengganggu kualitas tidur, menyebabkan gelisah, tidur tidak nyenyak, bahkan mimpi buruk.

6. Risiko Penyakit Jantung Meningkat

Makanan tinggi lemak dan garam di malam hari berkontribusi pada peningkatan tekanan darah dan kolesterol. Dalam jangka panjang, ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

7. Gangguan Hormon

Makan larut malam dapat mengacaukan produksi hormon seperti leptin (pengatur rasa kenyang) dan melatonin (pengatur tidur), mengganggu keseimbangan hormonal tubuh.

8. Risiko Stroke

Beberapa studi menunjukkan bahwa metabolisme yang terganggu akibat pola makan tidak teratur berhubungan dengan peningkatan risiko stroke.

9. Siklus Lapar Tidak Teratur

Makan terlalu malam bisa membuat kamu merasa sangat lapar atau justru tidak lapar sama sekali di pagi hari. Ini menunjukkan siklus lapar-alarm tubuh menjadi kacau.

10. Meningkatkan Risiko Sindrom Metabolik

Sindrom metabolik meliputi kondisi serius seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kadar gula yang tak stabil. Kebiasaan makan larut malam menjadi salah satu pemicunya.

11. Energi Menurun Keesokan Harinya

Tidur yang terganggu akibat pencernaan aktif membuat tubuh tidak beristirahat maksimal, menyebabkan kelelahan, lesu, dan kurang fokus saat pagi hari.

12. Mood Tidak Stabil

Tidur yang terganggu dan metabolisme yang kacau turut memengaruhi kesehatan mental. Kebiasaan ini bisa menimbulkan stres, kecemasan, bahkan depresi ringan jika terus berlangsung.

Kesimpulan

Makan malam terlalu larut bukan sekadar soal waktu, tetapi berhubungan langsung dengan keseimbangan metabolik, hormon, dan kesehatan organ tubuh. Jika tidak diatur dengan bijak, kebiasaan ini dapat menjadi sumber dari berbagai penyakit kronis.

Sebaiknya, makan malam dilakukan maksimal pukul 19.00 dengan porsi seimbang dan tidak terlalu berat. Tubuh pun lebih siap untuk istirahat dan proses regenerasi sel berjalan optimal saat tidur.(*)

Tinggalkan Balasan