DPRD Kendari Perjuangkan Lokasi Potensi Banjir

KENDARINEW.COM — Kota Kendari intens diguyur hujan sejak Juli lalu. Situasi tersebut berpotensi menimbulkan banjir di beberapa titik yang menjadi langganan banjir. DPRD Kendari meninjau lokasi yang dianggap rawan banjir di lorong Jambu, Kelurahan Anggoeya, Kecamatan Poasia, lorong Garuda Kelurahan Kambu dan kawasan BTN Revalinadan, Kelurahan Lalolara Kecamatan Kambu.

Ketua Komisi III DPRD Kota Kendari, LM. Rajab Jinik mengatakan ada dua kasus yang menjadi keluhan masyarakat yang bermukim di lorong Jambu. Yakni masalah banjir dan pelebaran jalan serta pembaharuan. “Akan diupayakan segera mengatasi masalah itu. Kami berkoordinasi dengan Dinas PU Kendari agar menurunkan alat berat guna menggali tanah untuk dijadikan drainase. Namun terlebih dahulu harus ada kesepakatan bersama dengan masyarakat. Khawatirnya ketika masuk alat berat, ternyata ada warga yang protes atau menolak lahannya digunakan,” kata La Ode Muhammad Rajab Jinik, Kamis (15/7).

Ketua Komisi III, La Ode Muhammad Rajab Jinik (kanan baju putih) bersama beberapa anggota DPRD melakukan peninjuan jalan dan drainase di Lorong Jambu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari.

Anggota Fraksi Partai Golkar ini mengungkapkan, sejak dulu, beberapa titik jalan di Lorong Jambu tidak tersentuh aspal. Ini kerap dikeluhkan masyarakat setempat. “Untuk sementara menyesuaikan dengan keuangan daerah. Tahun 2021 ini tidak bisa dilakukan pengaspalan karena refocusing anggaran. Insya Allah APBD perubahan Agustus dan Oktober, bisa dilakukan pengerasan jalan. Dan 2022 kita tingkatkan menjadi aspal,” jelasnya.

Mengenai polemik di Lorong Garuda, lanjut Rajab Jinik, yang menjadi masalah yaitu ruang pembuangan air dari atas kebawah tidak ada. Drainase harus diperbaharui, seiring padatnya penduduk. “Kelurahan Kambu ini Dapil saya. Sudah komitmen bersama teman-teman di Dapil Kambu-Baruga sepakat kita membawa aspirasi ini dalam perubahan nanti. Terutama drainase dan deker yang menjadi keluhan masyarakat setempat,” imbuhnya.

Untuk di BTN Revalina, kata Rajab, keluhan masyarakat adalah jalan yang sudah rusak parah dan menjadi kubangan air ketika hujan. Sehingga medannya sulit untuk dilewati. “Kita akan melakukan pemeliharaan jalan karena memang kubangan air besar, jalannya rusak, aspalnya sudah tidak kelihatan,” tandasnya. (ali/c).

Tinggalkan Balasan