Sempat Melambung, Harga Nilam di Kolut Kini Menurun

KENDARINEWS.COM — Angka produksi tanaman nilam di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) sempat melambung tinggi pada Januari lalu. Namun dalam dua bulan terakhir, terlihat mengalami penurunan yang diikuti nilai jual yang juga berkurang. Kondisi tersebut membuat beberapa pelaku usaha pengolah minyak atsiri di Bumi Patowonua itu mengurangi jadwal penyulingan. Selain harga yang menurun, juga diikuti kurangnya pasokan bahan baku dari para petani.

H. Wahyuni, pelaku usaha penyulingan minyak atsiri di Desa Awo, Kecamatan Kodeoha, menuturkan, sebelum harga menurun tajam, pihaknya masih sempat memproduksi nilam dalam jumlah banyak pada Januari lalu. Namun setelah itu, mulai Februari hingga saat ini terjadi penurunan yang cukup tajam jika dibandingkan pada November-Desember 2020. “Sebelumnya (akhir 2020) harga minyak nilam Rp 625 ribu per kilogram. Sekarang maksimal Rp 500 ribu jika lolos standar asam,” tuturnya, Selasa (16/3).

Kandungan asam yang disebut H. Wahyuni tersebut merupakan salah satu standar mutu yang menjadi patokan kualitas minyak atsiri hasil penyulingan sesuai standar nasional Indonesia (SNI). Indikator lainnya yang menjadi patokan antara lain warna berdasarkan bobot jenis, kelarutan dalam alkohol, larutan jernih, bilangan ester hingga kadar patchouli alkohol. Jika tidak lolos bilangan asam maksimun, H. Wahyuni menyebut nilai jualnya hanya berada pada banderol Rp 450 ribu. Kualitas nilam ditentukan dari usia tanaman sekitar empat bulan masa tumbuh serta teknik pembakaran saat penyulingan. “Kalau bagus hasilnya bisa 3 sampai 3,5 kwintal atau 9-10 Kg,” paparnya.

Menurunnya nilai jual minyak atsiri juga menekan harga beli bahan baku dari tangan petani. Per kilogram dibeli senilai Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu. Faktor lain yang juga memungkinkan penjualan bahan baku minyak wangi menurun karena banyaknya hasil produksi di daerah lain. “Dulu pernah harga anjlok karena ada beberapa pedagang yang mencurangi dengan mencampur minyak goreng kemasan. Semoga tidak ada lagi karena mereka berbuat, semua pengusaha nilam kena imbas dan merugikan kita semua,” pungkasnya. (c/rus)

Tinggalkan Balasan