Demo Ricuh di Jatim Timbulkan Kerugian Rp256 Miliar, Ratusan Orang Luka

KENDARINEWS.COM –Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur merilis angka kerugian akibat aksi demonstrasi berujung ricuh yang terjadi di sepuluh kabupaten/kota pada 29–31 Agustus 2025. Total kerugian mencapai lebih dari Rp256 miliar, terdiri dari kerusakan fasilitas milik pemerintah daerah dan kepolisian.

Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto menjelaskan, kerugian terbesar ditanggung pemerintah daerah dengan nilai Rp214,1 miliar. Sementara itu, kerugian yang dialami Polri mencapai Rp42,2 miliar.

“Jadi untuk total kerugian dari pihak Pemda dan Polri ini lumayan, ada Rp256 miliar sekian. Rinciannya Polri Rp42 miliar 242 juta sekian dan Pemda Rp214 miliar 137 juta sekian,” kata Nanang saat konferensi pers di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (18/9).

Nanang menyayangkan kerugian tersebut, sebab anggaran yang terpakai seharusnya bisa digunakan untuk kepentingan publik. “Sayang sekali kalau harus dipakai untuk memperbaiki kerusakan ini. Dana itu bisa dimanfaatkan untuk hal yang lebih baik,” ujarnya dikutip dari cnn indonesia.

Selain kerugian materi, kericuhan juga menyebabkan ratusan korban luka. Polda Jatim mencatat 111 warga sipil terluka, sebagian besar hanya menjalani rawat jalan. Sementara itu, 105 personel Polri dan 12 anggota TNI juga mengalami luka akibat lemparan batu, bom molotov, dan serpihan kaca saat mengamankan massa.

Kericuhan pecah di sepuluh daerah, dengan titik paling menonjol di Sidoarjo, Malang, Jember, Kota Kediri, dan Surabaya. Sejak 29 Agustus hingga 16 September 2025, Polda Jatim telah menangkap 997 orang terkait aksi tersebut. Dari jumlah itu, 582 orang dewasa dan 415 anak di bawah umur. Sebanyak 682 orang telah dipulangkan, sementara 315 lainnya masih menjalani proses hukum.

Kapolda menegaskan pihaknya terus mendalami dugaan adanya jaringan yang memicu aksi kericuhan di berbagai daerah. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak menggunakan media sosial agar tidak mudah terprovokasi.

“Kami akan kejar sampai sejauh mana pun. Ingat, jejak elektronik tidak bisa dihapus. Tim kami sudah bergerak dan diharapkan segera mengerucut kepada siapa otak dari peristiwa ini,” tegas Nanang.(*)

Tinggalkan Balasan