KENDARINEWS.COM–Jalinan asmara memang bisa membahagiakan, tapi tahukah kamu bahwa pacaran yang terlalu intens bahkan hingga menjadi bentuk kecanduan emosional justru bisa mendatangkan dampak negatif serius?
Berikut adalah tujuh dampak negatif pacaran yang perlu kamu waspadai yang dilansir dari alodokter:
1. Stres dan Depresi Meningkat
Perbedaan karakter atau kebiasaan komunikasi dalam hubungan misalnya tipe yang butuh perhatian terus versus pasangan yang lebih cuek dapat memicu konflik. Jika ini terjadi berulang, stres dan frustrasi bisa berkembang menjadi depresi serius.
2. Mudah Emosi
Pertengkaran kecil soal hal sepele bisa memicu ledakan emosi. Ketika kamu terlalu berharap pasangan untuk selalu mengimbangi, kamu sendiri berisiko kehilangan kendali atas emosimu.
3. Kesulitan Fokus
Terbuai memikirkan pasangan, terutama pada fase-fase awal hubungan, bisa membuatmu sulit berkonsentrasi pada tugas lain—mulai dari pekerjaan hingga belajar.
4. Produktivitas Menurun
Sebagian besar pikiran terpatri pada pasangan, sementara tugas-tugas penting terbengkalai. Hal ini bisa menyebabkan performa kerja atau akademik menurun, dan menciptakan efek domino dalam kehidupanmu.
5. Me Time Jadi Langka
Ketika waktumu habis hanya untuk bersama pasangan, waktu untuk menyendiri—yang sangat penting untuk introspeksi dan relaksasi—terbatas sekali. Kehilangan me time bisa membuatmu cepat bosan dan emosional.
6. Hubungan dengan Teman Tergerus
Menolak ajakan teman demi menghabiskan waktu bersama si dia memang wajar di awal, tapi jika terus dilakukan tanpa sadar kamu bisa kehilangan teman dekat yang seharusnya jadi sumber dukungan sosial sebenarnya.
7. Risiko Penyakit Menular Seksual
Pacaran yang berujung pada seks bebas tanpa perlindungan meningkatkan risiko tertular penyakit menular seksual, apalagi jika kesehatan pasangan belum diperiksa secara jelas.
Kesimpulan: Cinta Boleh, Tapi Jangan Sampai Mengorbankan Diri
Pacaran itu indah, tapi bukan berarti kamu harus melepas kendali atas kehidupanmu sendiri. Bila kamu merasa hubunganmu mulai mengambil alih hidup, cobalah untuk berbicara dengan psikolog agar kamu mendapatkan perspektif serta strategi terbaik agar hubungan tetap seimbang dan harmonis.(*)
