KENDARINEWS.COM –Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) mencatat sebanyak 17 orang harus mendapatkan perawatan medis usai aksi demonstrasi yang berlangsung di kawasan DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Jumat (29/8).
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinkes Sumut, Nelly Fitriani, mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan rumah sakit untuk memastikan seluruh korban mendapat pelayanan medis optimal.
“Sebanyak tujuh orang korban dirawat di RSU Malahayati Medan dengan kondisi luka robek, lecet, hingga observasi akibat hipoksia. Sementara 10 orang lainnya, terdiri dari sembilan aparat kepolisian dan satu warga sipil, mendapat perawatan di RSU Bhayangkara dengan keluhan trauma benturan, patah tulang, dan luka serius,” ujar Nelly, Minggu (31/8) dikutip dari cnn indonesia.
Menurutnya, mayoritas korban hanya memerlukan perawatan ringan seperti penjahitan luka dan rawat jalan. Namun, beberapa di antaranya harus menjalani rawat inap. Pemantauan kondisi para korban juga terus dilakukan oleh pihak rumah sakit.
Kepala Dinkes Sumut, Muhammad Faisal Hasrimy, menambahkan pihaknya telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh dinas kesehatan kabupaten/kota, direktur RSUD, serta rumah sakit swasta se-Sumut untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Dengan adanya eskalasi unjuk rasa di beberapa daerah, kami meminta fasilitas kesehatan meningkatkan koordinasi, menyiagakan IGD, serta memastikan pelayanan ramah dan humanis kepada semua korban,” tegas Faisal.
Pelemparan Molotov ke Gedung DPRD Sumut
Sehari setelah aksi unjuk rasa, suasana di sekitar Gedung DPRD Sumut kembali memanas. Pada Sabtu (30/8) sore, sekelompok remaja melemparkan dua bom molotov ke arah gedung dewan tersebut.
Kasi Humas Polrestabes Medan, AKP Halason Sihotang, mengatakan sebanyak 26 remaja berhasil diamankan terkait insiden itu. Saat ini, seluruhnya tengah menjalani pemeriksaan intensif.
“Molotov dilemparkan sekitar pukul 16.00 WIB. Beruntung tidak ada korban jiwa maupun kerusakan berarti. Petugas yang berjaga langsung melakukan pengejaran dan berhasil menangkap para pelaku,” ungkap Halason.
Polisi menduga aksi tersebut masih berkaitan dengan gelombang protes menuntut keadilan atas tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang meninggal setelah terlindas kendaraan taktis Brimob saat demonstrasi sebelumnya, serta isu tunjangan mewah anggota DPR.
Gelombang aksi protes dengan isu serupa tercatat masih terus terjadi di berbagai daerah di Indonesia sejak Selasa (28/8/2025).(*)








































