RSUP Sardjito Buka Suara soal Dugaan Kekerasan pada Dokter Residen, Ini Faktanya

KENDARINEWS.COM –RSUP Dr. Sardjito, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) angkat bicara terkait dugaan kekerasan terhadap peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang viral di media sosial.

Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr. Sardjito, Banu Hermawan, menjelaskan bahwa memang terjadi insiden kontak fisik terhadap seorang dokter residen. Namun, pihak rumah sakit menegaskan pelaku bukanlah seorang dokter spesialis senior sebagaimana narasi yang beredar, melainkan anggota keluarga pasien yang emosional setelah ibunya dinyatakan meninggal dunia.

“Pasien datang ke UGD dalam kondisi kritis, lalu dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (23/8) dini hari. Saat itu, salah satu anak pasien yang bukan tenaga medis melampiaskan emosinya dengan memukul dokter residen,” ujar Banu, Senin (25/8) dikutip dari cnn indonesia.

Meski ada insiden kontak fisik, dokter residen tidak mengalami luka. Pihak rumah sakit segera menindaklanjuti dengan visum serta mempertemukan kedua pihak. Hasilnya, keluarga pasien mengakui kesalahan dan meminta maaf secara resmi melalui surat pernyataan yang ditandatangani pada Senin (25/8).

“Kami tidak membiarkan adanya intimidasi maupun perundungan terhadap SDM kami. Kasus ini telah selesai secara damai melalui mediasi, dengan komitmen semua pihak menolak segala bentuk bullying,” tegas Banu.

Ia menambahkan, RSUP Dr. Sardjito bersama Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM memiliki komitmen kuat untuk menciptakan lingkungan pendidikan kedokteran yang bebas dari intimidasi.

“Zero tolerance terhadap bullying, baik dari internal maupun eksternal. Ketika ada tindakan kekerasan, pasti akan kami tindaklanjuti secara cepat,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan