Jembatan dan Talud Ambruk, Ratusan Rumah di Buteng Terendam

KENDARINEWS.COM — Cuaca esktrem melanda Kabupaten Buton Tengah (Buteng), 21 Februari 2022 lalu. Kendati tidak ada korban jiwa, namun menimbulkan kerugian materiil diperkirakan cukup besar. Pasalnya, infrastruktur seperti talud dan jembatan mengalami kerusakan akibat hantaman ombak. Di samping itu, ratusan rumah warga dan perkantoran ikut terendam. Upaya evakuasi korban banjir belum dilakukan karena cuaca buruk dan kini kondisi air mulai surut.

Kondisi rumah yang terendam banjir di Desa Lakapera

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buteng, Moh Asman Bahara mengungkapkan, dampak cuaca buruk seperti angin kencang, hujan lebat, hingga gelombang besar yang terjadi beberapa hari terakhir dirasakan empat kecamatan yang ada di Buteng yakni Talaga Raya, Mawasangka, Lakudo, dan Gu.

Di Kelurahan Talaga 1 Kecamatan Talaga, gelombang air laut pasang disertai angin kencang mengakibatkan rusaknya jembatan dan beberapa rumah masyarakat di pesisir pantai karena tidak adanya benteng pemecah ombak. Sebagian jalan amblas serta tertutup material kayu dan pasir yang terbawa gelombang.

“Talud penahan gelombang sepanjang kurang lebih 200 meter rusak. Selain itu, kantor kelurahan, kantor Polsek, masjid, koperasi unit desa, dan 57 rumah warga mengalami kerusakan akibat tergenang rob luapan air laut,” ujar Asman saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (23/2).

Kondisi serupa juga terjadi di Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka. Talud pantai sekira 800 meter ambruk dan rusak, mengakibatkan rumah 200 kepala keluarga terendam banjir rob. Selanjutnya di Desa Madongka Kecamatan Lakudo, talud pantai sepanjang kurang lebih 100 meter ambruk sehingga menyebabkan rusaknya pasar rakyat.

“Warga setempat meminta agar segera dibuatkan talud pemecah ombak seperti yang ada di Gu Timur dan Lakudo. Ini akan kita coba usulkan ke Pemda,” imbuhnya.

Untuk Kecamatan Gu, titik terdampak ada di Desa Lakapera. Hujan berkepanjangan menyebabkan jalan poros (provinsi) Wakuru menuju Lombe terendam air. Terdapat 50 unit rumah warga yang terendam dengan ketinggian air berkisar antara 50 sampai 120 sentimeter.

“Di Lakapera sudah dibuatkan drainase. Hanya saja belum sampai ke hilir (kali) sehingga ketika hujan, air masih menggenang,” terangnya.

Karena kejadian tersebut, lanjut Asman, perlu segera dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi tanggul pantai Pulau Talaga Raya, Desa Gumanano dan Desa Madongka. Sedangkan untuk Desa Lakapera perlu dibuatkan drainase dan kanal untuk mengalirkan air hujan menuju kali.

“Kerugian materiil kita belum tahu berapa pastinya. Namun, melihat kondisi yang ada, kemungkinan angkanya besar. Kita akan koordinasi dengan Pak Bupati apakah rehabilitas talud menggunakan anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga) atau harus kita minta ke pusat karena anggarannya besae. Anggaran talud di Kelurahan Lakudo dan Gu mencapai Rp 12 miliar dengan panjang sekitar 260 meter lebih,” pungkasnya. (uli/b)

Tinggalkan Balasan