KENDARINEWS.COM — PT Pertamina (Persero) terus memperkuat komitmen dalam mewujudkan swasembada energi nasional sejalan dengan Asta Cita Pemerintah. Salah satu langkah strategis diwujudkan melalui inisiatif Project Multistage Fracturing (MSF) yang dijalankan Pertamina Hulu Rokan (PHR). Teknologi ini menjadikan Pertamina sebagai pionir penerapan MSF di Indonesia, membuka peluang optimalisasi cadangan energi secara lebih efisien.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, mengapresiasi keberhasilan Pertamina dalam menguasai teknologi yang sebelumnya banyak digunakan perusahaan migas internasional.
“Inovasi yang dilakukan Pertamina melalui teknologi Multistage Fracturing ini menjadi lompatan besar bagi industri hulu migas Indonesia. SKK Migas mendukung penuh langkah strategis peningkatan produksi untuk sekaligus memperkuat kemandirian teknologi dalam negeri,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025), dikutip dari CNBC Indonesia.
Dalam kunjungan kerja ke proyek MSF di Riau, Rabu (12/11/2025), Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan tindak lanjut atas mandat Presiden Prabowo Subianto agar industri hulu migas meningkatkan produksi melalui kolaborasi lintas lembaga.
“Pemerintah saat ini terus mendorong Pertamina untuk meningkatkan ketahanan dan kedaulatan energi, salah satunya adalah semakin agresif meningkatkan produksi di hulu,” ujar Simon.
Ia menambahkan bahwa operasi bisnis Pertamina akan terus di-scale-up sehingga performa dapat meningkat lebih efisien, inovatif, dan tetap mengutamakan keselamatan kerja.
“Target tersebut akan terus diusahakan oleh Pertamina, di mana perusahaan akan melakukan banyak inisiatif agar produksi terus tumbuh,” jelasnya.
Simon juga menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam mengejar swasembada energi. “Saya apresiasi Perwira Pertamina dari Subholding Upstream, khususnya di PHR atas prestasi yang ditorehkan saat ini.”
Wakil Direktur Pertamina, Oki Muraza, menjelaskan bahwa penerapan MSF tahun ini berhasil menurunkan biaya dan meningkatkan efisiensi pemboran serta komplesi sumur.
“PHR melanjutkan pengembangan sumur horizontal MSF menggunakan teknologi yang jauh lebih efisien… Konfigurasi ini menjadi yang pertama di Indonesia,” katanya.
Ia berharap keberhasilan ini dapat direplikasi di seluruh Pertamina Group sebagai bagian dari upaya mengejar swasembada energi.
“Keberhasilan proyek ini menunjukkan kemampuan dan semangat inovasi anak bangsa dalam menguasai teknologi perminyakan berstandar global.”
Teknologi MSF bekerja dengan menciptakan beberapa rekahan di sepanjang sumur horizontal sehingga mampu memaksimalkan pengambilan cadangan minyak dan gas dari satu sumur. Setelah keberhasilan MSF pertama pada 2024, implementasi lanjutan tahun ini dilakukan di sumur KB570, Lapangan Kotabatak, Zona Rokan, Kabupaten Kampar.
Sepanjang 2025, PHR menargetkan tajak beberapa sumur Horizontal Multistage Fracturing (HZ MSF) di Lapangan Kotabatak dan Balam South East. Target ini akan terus meningkat pada 2026, menjangkau lebih banyak lapangan seperti Bangko dan Balam South East. Replikasi teknologi MSF di berbagai wilayah operasi Pertamina direncanakan menjadi fondasi penting bagi ketahanan dan kemandirian energi nasional.








































