KENDARINEWS.COM — Kasus perundungan atau bullying masih menjadi masalah serius bagi generasi muda di Indonesia, tidak hanya di dunia nyata tetapi juga merambah dunia digital. Pemegang program Jiwa Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Asri Hendrasari, dikutip dari fajar.co.id menjelaskan, salah satu faktor penyebab generasi muda melakukan bullying adalah kurangnya komunikasi dengan orang tua. Hal ini disampaikannya pada program Healthy Me Fest 2025 bertajuk Aku Muda, Aku Bijak, Aku Bahagia yang digelar oleh Volvo Group di kawasan Jakarta Timur, Sabtu, 2 Agustus 2025.
“Ada informasi dari sekolah-sekolah, dia menanyakan ke anak-anaknya, seberapa sering kalian ngobrol dengan orang tua? Ternyata jawabannya mengejutkan, dalam satu minggu itu mereka cuma bisa berkomunikasi selama 30 menit. Selebihnya orangtua dengan anak-anaknya sibuk dengan digital,” kata Asri.
Untuk mengatasi fenomena ini, puskesmas di Jakarta Timur kini menyediakan psikolog. Bahkan, beberapa puskesmas memiliki poli Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang bisa dikunjungi oleh remaja berusia 10 hingga 19 tahun.
“Banyak sekali mereka yang awalnya mengeluh, pusing, batuk pilek, ternyata begitu digali oleh nakes kami, mempunyai permasalahan dengan kesehatan mental. Jadi setelah kami menemukan kesimpulan bahwa anak tersebut mempunyai gangguan kesehatan mental, diarahkan ke psikolog. Nah disitulah peran psikolog-psikolog kami untuk memberikan konseling kepada anak tersebut,” ungkap Asri.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, dr. Herwin Meifendy, menambahkan, pemerintah melakukan edukasi kepada guru agar mampu menangani kasus bullying. Selain itu, pihaknya membuka layanan telekonsultasi bagi remaja yang merasa terkena bullying. Melalui aplikasi JAKI, remaja dapat mengakses menu kesehatan dan berkonsultasi dengan psikolog, yang akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk menilai kondisi mereka.
Pemerintah juga melakukan pendekatan melalui media sosial dan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk memblokir situs-situs berbahaya. “Karena di sosial media ini cukup mengerikan. Jangankan remaja, anak-anak SD pun ketika membuka internet, itu langsung kadang-kadang ada link-link pornografi,” tegas dr. Herwin.
Dalam kesempatan yang sama, Volvo Group berkolaborasi dengan PT Indomobil Edukasi Utama dan organisasi Sehat Jiwa menghadirkan Healthy Me Fest 2025. Festival edukatif ini mengusung tema Aku Muda, Aku Bijak, Aku Bahagia dan dijadwalkan berlangsung di lima kota besar, yakni Jakarta, Makassar, Medan, Bandung, dan Balikpapan, mulai dari SMKN 26 Jakarta pada Agustus hingga September 2025. Program ini menggabungkan seminar interaktif, sesi berbagi pengalaman nyata bersama penyintas, dan diskusi bersama psikolog dari Sehat Jiwa, menargetkan lebih dari 350 peserta di setiap kota yang terdiri dari pelajar, guru, mahasiswa, dan komunitas lokal. (*)








































